Dakwah Ekologi; Sadar Lingkungan
Dr. Agus Hermanto, MHI
(Penulis Buku Dakwah dan Lingkungan Hidup/Dosen UIN Raden Intan Lampung)
Dakwah yang berarti menyeru, mengajak atau merangkul seorang hamba untuk menuju ketaatan kepada Allah Ta’ala. Adapun dakwah ekologi adalah seruan untuk menjaga lingkungan sebagai tempat tinggal yang dianugerahkan oleh Allah Ta’ala kepada seluruh makhluknya. Pada akhir dekade ini, isu tentang pencemaran lingkungan akibat sampah semakin hangat, limbah pabrik, asap kendaraan dan bahkan tidak kalah pentingnya adalah isu tentang eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan yang dapat mengakibatkan keberlangsungan makhluk hidup. Hal ini sangat memperihatinkan, karena kesadaran manusia semakin hari semakin melemah. Untuk itu, dakwah merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan-pesan Ilahi kepada sesamanya agar sadar dan kembali ke jalan yang diridhai-Nya.
Allah Ta’ala berfirman, dalam Surat An-Nahl Ayat 125
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam konteks dakwah, terdapat tiga metode yang sangat populer, yaitu dengan hikmah, mauidzah hasanah, jadilhum billati hiya ahsan. Melihat fenomena alam yang kian hari kian memprihatinkan, hal ini tidak lepas dari kecerobohan manusia yang memiliki sifat rakus dan sombong, sehingga sesuka hatinya memanfaatkan kekayaan alam secara berlebihan dengan tanpa adanya kontrol diri yang seimbang. Hal ini tidak dapat dibiarkan, karena mengabaikannya berarti kita akan terjebak pada sebuah egoisme pribadi, padahal tugas manusia adalah saling mengingatkan dalam kebenaran dan dalam kesabaran.
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 104. Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).
Pada dasarnya, melakukan amar ma’ruf nahi munkar bisa dilakukan mulai dari tahapan yang paling ringan/sederhana, kemudian lanjut ke pada hal yang agak berat.
Melihat fenomena krisis lingkungan yang terjadi, maka dakwah ekologi haruslah diberikan baik melalui lisan di banyak forum, mimbar-mimbar kebesaran atau bahkan di podium-podium, selain melalui lisan, juga dakwah ekologi dapat dilakukan dalam sebuah tulisan, baik dalam opini, artikel ilmiah seperti jurnal, buku dan bahkan sebuah kebijakan-kebijakan. Dakwah ekologi adalah bagian dari menyeru kepada yang makruf, karena kedamaian, ketenangan, kenyamanan adalah hal yang diharapkan dalam hidup, dan ini adalah hal yang makruf. Merusak lingkungan adalah kedzaliman nyata, sehingga harus diingatkan bahkan harus dicegah atau diberikan sanksi sebagai afek jera. Mari kita suarakan dakwah ekologi akan kita dan anak cucu kita merasakan nyaman hidup di bumi, kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi.