Opini: Usia Mereka Menuju Senja, Doa Kita Jadi Cahaya

Opini: Usia Mereka Menuju Senja, Doa Kita Jadi Cahaya

Share :


Usia Mereka Menuju Senja, Doa Kita Jadi Cahaya
Rita Zaharah
Pengurus MUI Lampung/Dosen DLB UIN Raden Intan Lampung

Ada cinta yang tak pernah habis, meski tak selalu terucap. Ada pengorbanan yang tak pernah meminta imbalan, meski tak selalu terlihat. Itulah cinta orang tua, cinta yang tulus, suci, dan sabar dalam segala cuaca. Kini, ketika waktu terus berjalan dan usia mereka perlahan menua, kita pun diingatkan akan satu hal yaitu mereka tak selamanya bersama kita.

Rambut mereka yang dahulu hitam dan tebal kini berubah menjadi putih, seakan sedang menuliskan hikmah usia yang kian matang. Kulit mereka mulai keriput, menjadi saksi dari kerja keras dan lelah yang tak pernah mereka keluhkan. Kekuatan tangan mereka tak lagi seperti dulu, tapi pelukannya tetap menghangatkan. Langkah mereka mungkin melambat, namun doa dan cintanya terus menyertai kita tanpa henti dan tanpa pamrih.

Sering kali kita terlalu larut dalam urusan dunia, pekerjaan, cita-cita, dan ambisi yang seolah tak berujung. Kita lupa bahwa waktu mereka semakin pendek. Kita lupa bahwa di balik senyum lembut mereka, ada rindu yang dalam akan perhatian sederhana dari anak-anak yang dulu mereka besarkan dengan sepenuh hati.

Padahal, sekadar hadir, menyapa, mendengarkan cerita mereka, atau menggenggam tangan mereka dalam diam adalah bentuk cinta yang begitu bermakna. Dan lebih dari itu, mendoakan mereka setiap hari adalah cahaya yang bisa kita berikan di usia senja mereka, cahaya yang menenangkan hati dan menyelimuti jiwa mereka dengan kasih Ilahi.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh.” (HR. Muslim)

Doa anak adalah warisan cinta yang tak akan pernah sirna. Maka, jangan tunggu sampai mereka tiada untuk menyesali waktu yang tak sempat kita gunakan untuk menyayangi dan mendoakan. Jangan biarkan kita menjadi anak yang sibuk di dunia, tapi lupa bahwa ada surga yang terletak di bawah telapak kaki ibu, dan keridhaan Allah yang terikat pada keridhaan ayah.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil.’” (QS. Al-Isra: 24)

Mari kita luangkan waktu bukan hanya untuk berkunjung, tapi juga untuk sungguh-sungguh hadir. Mari kita peluk mereka lebih lama, tatap mata mereka lebih dalam, dan ucapkan terima kasih yang mungkin selama ini kita tunda. Dan yang paling utama, mari kita hadiahkan doa-doa tulus yang akan menjadi pelita di setiap langkah mereka.

Karena ketika usia mereka menuju senja, doa kita adalah cahaya. Cahaya yang menerangi perjalanan mereka, yang menghangatkan hati mereka, dan yang insya Allah menjadi sebab berkah hidup kita sendiri.

Semoga Allah menjaga orang tua kita yang masih hidup, dan merahmati mereka yang telah berpulang. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *