Semnas Konservasi: Langkah Menjaga Warisan Alam

Semnas Konservasi: Langkah Menjaga Warisan Alam

Share :

Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

Seminar Nasional Konservasi III Tahun 2025 yang digelar di UPT Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Universitas Lampung (Unila) sukses menghimpun perhatian para pemerhati lingkungan dari berbagai penjuru Indonesia. Acara ini didukung oleh Kementerian Kehutanan, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan Universitas Lampung.

Seminar dengan tema “Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebagai Langkah Generasi Masa Kini Menuju Lampung Visioner dan Indonesia Hijau” ini diselenggarakan secara daring, diikuti oleh 274 peserta yang berasal dari Sumatera hingga Papua, Kamis (15 Mei 2025). Para peserta meliputi perwakilan dari Kementerian Kehutanan, UPT Kemenhut, akademisi, peneliti, pemerhati lingkungan, serta mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.

Rektor Universitas Lampung, Prof. Lusmeilia Afriani, melalui Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Habibullah Jimad, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati. “Di Indonesia, sebagai negara mega-biodiversitas, tantangan ini menjadi semakin krusial. Oleh karenanya perlu kerjasama dan sinergi para pihak untuk menjawab tantangan itu dengan tindakan nyata,” ujarnya.

Provinsi Lampung sendiri merupakan representasi kekayaan alam Indonesia dengan keberadaan kawasan konservasi penting seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Cagar Alam Krakatau, dan Tahura Wan Abdul Rachman. Ketiga kawasan tersebut menjadi habitat bagi spesies ikonik seperti gajah sumatera, badak sumatera, dan harimau sumatera.

Seminar ini menghadirkan narasumber berkompeten, termasuk Nunu Anugrah dari Kementerian Kehutanan, yang memaparkan kebijakan nasional konservasi sumber daya alam, serta Arief Rubianto dari YABI yang berbagi pengalaman tentang pelestarian badak sumatera dan badak jawa. Sementara itu, Prof. Sugeng P. Harianto dari Unila menjelaskan program konservasi rusa yang dilakukan di kampusnya.

Tak hanya penyampaian materi, seminar juga menampilkan 73 penelitian dari 11 provinsi yang dikelompokkan dalam tujuh sub tema, di antaranya konservasi satwa liar, biodiversitas flora dan fauna, serta sosial ekonomi budaya dalam pelestarian alam. Para pemakalah berasal dari 12 perguruan tinggi dan satu instansi, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Lampung, dan lainnya.

Dengan semangat menjaga keberlanjutan lingkungan, Seminar Nasional Konservasi ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam merawat warisan alam dan mewujudkan Indonesia yang lebih hijau. (Uni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *