Dosen UIN Raden Intan Lampung Usulkan Konsep Masjid Ramah Lingkungan lewat Pengolahan Air Limbah Wudu

Dosen UIN Raden Intan Lampung Usulkan Konsep Masjid Ramah Lingkungan lewat Pengolahan Air Limbah Wudu

Share :
Bandar Lampung, MUI Lampung Digital
Vandan Wiliyanti (Dosen UIN Raden Intan Lampung) dan Rohmat Romdhani, mahasiswa profesi insinyur di Universitas Indonesia, peserta International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024 mengusulkan sistem pengolahan air limbah wudu dan panen air hujan untuk mengembangkan Masjid Ramah Lingkungan.
“Terkadang ada daerah yang membutuhkan air bersih untuk wudu, seperti daerah teluk dan pegunungan. Namun, penggunaan air bersih yang tidak efisien dan pembuangan air limbah tanpa pengolahan dapat berdampak buruk pada daerah tersebut. Dalam paper ini, inovasi pengolahan limbah air wudu dan panen air hujan kami tawarkan untuk mendukung program masjid ramah lingkungan,” ujar Vandan kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).
Vandan menjelaskan, teknologi pengolahan limbah ini dapat dilakukan melalui metode fisik, biologi, dan kimia, seperti sedimentasi, filtrasi, dan reaksi kimia. Dengan penerapan teknologi cerdas, menurutnya, air limbah wudu dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan wudu berikutnya, dengan tetap menjaga kesucian air sesuai syariat Islam.
“Teknologi ini juga berkontribusi terhadap pemeliharaan air tanah dan menjaga ekosistem,” ungkapnya.
Sementara sistem panen air hujan, Rohmat Romdhani menyebut, merupakan metode yang efektif untuk memanfaatkan sumber daya air alami, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi. Sistem tersebut, imbuhnya, dapat menghemat hingga 60,7% kebutuhan air dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Kedua sistem tersebut mampu menekan pengambilan cadangan air tanah hingga 95%, bahkan mencapai 97% bila digunakan bersama. Sistem ini memenuhi standar baku mutu air sesuai Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010, baik dari segi mikrobiologi, kimia anorganik, maupun parameter fisik,” papar Rohmat.
Rohmat berharap, kebutuhan air bersih dengan sistem pengolahan air limbah wudu dan panen air hujan, dapat dijadikan gerakan nasional melalui dukungan kebijakan pemerintah.
“Kalau pemerintah bisa menggodok kebijakan seperti ini, kami yakin, inovasi yang kami tawarkan dapat menjadi gerakan nasional untuk peduli terhadap lingkungan sekaligus mendukung program masjid ramah,” pungkasnya.
Kemenag menggandeng akademisi dalam dan luar negeri, guru, aktivis LSM lingkungan, dan takmir untuk mengembangkan Masjid Ramah Lingkungan. Sebanyak 54 orang hadir secara daring dan luring dalam acara ISIM 2024 bertajuk “Eco-friendly Mosque, Climate Change, and Future Generation” di Solo, Selasa-Kamis (1-3/10/2024). (Rita Zaharah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *