Bedah Buku “Malu Sama Allah”, Dosen FS Budaya Malu Beda Dengan Budaya Malu-maluin

Share :

Bandar Lampung: Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, Dr. Abdul Qodir Zaelani, S.HI., M.A., menjadi pembahas dalam Webinar Bedah Buku “Malu Sama Allah” Karya Abdul Hanif, S.H., M.H., yang diselenggarakan oleh PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan secara daring via Zoom Meeting. (Sabtu, 09/06/2021).

Ia menyatakan bahwa dalam buku ini menggunakan pendekatan yang berorientasi pada membentuk karakter muslim, tidak melihat dari etalase diri yang ditemukan.

“Dalam buku ini beberapa pendekatannya, ada orientasi bagaimana membentuk karakter seorang muslim yang tidak melihat dari etalase diri yang ditemukan, tetapi kemudian hatinya ditampilkan dengan tindakan-tindakan,” paparnya.

Menurutnya, budaya malu berbeda dengan budaya malu-maluin, “Malu tapi tidak memalukan. Tidak penting berapa banyak yang kita tahu, tapi yang paling penting adalah thau diri dan tahu malu. Tahu siapa dirinya dan tahu malu bagaimana terhadap dirinya, orang lain, dan tuhannya. Bagaimana mengimplementasikan malu dalam hidup anda,” tambahnya.

Kemudian Ia menyampaikan bahwa makna malu yang ingin penulis sampaikan adalah adanya perubahan sikap pada manusia, dengan sikap tersebut meliputi rasa ketika seseorang melakukan sesuatu, ada aib pada dirinya.

“Rasa malu itu baik. Malu kepada Allah swt., malu kepada manusia dan malu kepada diri sendiri. Secara hirarki malu tertinggi adalah kepada Allah, tetapi secara hakikat malu adalah sumber kebaikan,” lanjut Abdul Qodir Zaelani.

“Malulah kepada Allah jika berdakwah dengan cara mengejek bukan mengajak. Malulah kepada Allah jika berdakwah bukan dengan mengajak saling cinta kasih. Malulah kepada Allah jika berdakwah dengan cara marah-marah bukan dengan damai. Malulah kepada Allah jika berdakwah dengan makian bukan dengan hatinya,” tutupnya. (Chelsea)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *