Bandar Lampung: Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdatul Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPNU IPPNU) Bandar Lampung mengadakan Webinar Nasional dengan tema “Membangun Pemuda Nasionalis Religius Tanpa Radikalisme” secara online via zoom (Minggu, 29/08/2021)
Webinar Nasional kali ini diisi oleh pemateri luar biasa yaitu Rudi Irawan, S.Pd.,I,M.S.I selaku wakil ketua PCNU Kota Bandar Lampung. Dr. Abdul Qodir Zaelani, S.H.I, M.A selaku ketua bidang pengkajian dan penelitian forum koordinasi pencegahan terorisme provinsi Lampung dan Dosen UIN Raden Intan Lampung serta Irjen Pol (P) Dr. H. Ike Edwin, S.IK.,M.H.,M.M selaku kapolda Lampung 2016 serta tokoh adat dan budaya Lampung.
Adapun materi pertama oleh Rudi Irawan, S.Pd.,I,M.S.I yakni Pandangan Islam Tentang Nasionalis.
“Jika seseorang sudah bersikap nasionalis atau cinta tanah air maka ia mampu menjaga, mempertahankan kedaulatan bangsa dan mampu memelihara kemajemukan bangsa baik di bidang suku, agama dan budaya. Dalam islam sangat menjunjung tinggi dan menyarankan untuk bersikap nasionalisme untuk menghargai jasa-jasamu para pahlawan kita. Serta pesan al-quran tentang nasionalisme terdapat dalam Q.S al-baqoroh: 126 dan Q.S al-hujarat: 13,” jelas beliau.
Dilanjut dengan materi kedua yang diisi oleh Dr. Abdul Qodir Zaelani, S.H.I, M.A perihal karakteristik terpaparnya radikalisme.
“Para pemuda/remaja adalah yang sangat rentan masuk di paham radikal. Kenapa mereka? Karena yang pertama yaitu, sangat erat dengan media sosial, memiliki semangat juang, masih labil dan pencarian jati diri dan yang terakhir sebagai penerus radikalisme dan terorisme,” ujar beliau.
Ia punya menyatakan ada beberapa faktor yang memudahkan seseorang untuk terpapar radikalisme yaitu faktor pendorong (push faktor) faktor berasal dari diri sendiri dan faktor penarik (pull faktor) yakni faktor berasal dari luar.
Di akhir materi diisi oleh Irjen Pol (P) Dr. H. Ike Edwin, S.IK.,M.H.,M.M yakni pencegahan dan penanggulangan radikalisme.
“Ketika kamu keluar dari rumah, banyak hal yang kamu temukan, maka gunakanlah ilmu yang kamu punya. Jangan sampai terjerumus dalam hal-hal yang berbau radikal,” tukas beliau dalam materinya. (Septiya Manda Sari)