Opini : Amalan-Amalan  Bagi Perempuan Haid di Bulan Ramadan

Share :

Amalan-Amalan  Bagi Perempuan Haid di Bulan Ramadan

Oleh: Yeni Yuliyanti, S.Th.I

Penyuluh Agama Islam Kab. Lampung Barat

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh rahmat yang diberikan olah Allah SWT kepada hambanya. Bulan Ramadan adalah saat yang paling ditunggu untuk menunaikan ibadah puasa. Sayangnya, tidak semua orang bisa merasakan nikmatnya berpuasa selama bulan Ramadan serta melakukan segala amalan baik yang diganjar berlipat ganda daripada bulan lainnya. Ada beberapa golongan yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa seperti  uzur (sudah tua) dan musafir. Ada pula yang haram hukumnya untuk menjalankan puasa, yakni wanita yang sedang nifas dan haid di bulan suci Ramadan.

Sedih, mungkin itu yang dirasakan para perempuan taat yang tidak bisa menjalani ibadah puasa Ramadan secara penuh. Kodratnya sebagai perempuan dewasa yang pasti mengalami haid atau menstruasi tiap bulan menghalanginya untuk menjalankan sejumlah ibadah tertentu. Puasa, bahkan secara otomatis batal ketika darah itu keluar meski si perempuan sudah menahan lapar seharian hingga menjelang maghrib tiba. Dan atas batalnya ini ia diharuskan mengganti (qadla) di luar Ramadan. Menjalani puasa dengan berbagai kesulitannya ini saja sesungguhnya termasuk ibadah tersendiri bagi perempuan. Butuh kesabaran dan keikhlasan melewatinya, yang belum tentu bisa dilakukan  oleh setiap laki-laki.

Dalam kitab Taqrib dijelaskan, ada delapan jenis ibadah yang dilarang bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, yaitu salat, puasa, membaca Al-Qur’an, menyentuh dan membawa mushaf, masuk masjid, thawaf, jima’ dan bersenang-senang di sekitaran organ kemaluan. Dalam hal ini para Ulama berbeda pendapat dengan delapan larangan yang dianut mayoritas ulama Syafi’iyah ini. Misalnya, madzhab Malik secara mutlak membolehkan membaca Al-Qur’an, dan madzhab  hambali yang membolehkan I’tikaf di masjid.

Bulan Ramadan menjadi momen melipatgandakan kebaikan dan amal ibadah. Perempuan yang sedang haid memang mendapat batasan untuk menunaikan ibadah-ibadah tersebut. Namun, ia bisa melakukan ibadah-ibadah lain yang jumlahnya lebih banyak, dan anjurannya memang jelas dalam dalil-dalil yang bersifat umum. Amalan perempuan yang sedang haid tersebut memiliki nilai pahala yang sama ketika mengerjakan salat di waktu suci.  Contoh ibadah-ibadah tersebut diantaranya:

  1. Mencari Ilmu

Mencari ilmu menjadi pilihan bagus ibadah bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, ataupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi majelis-majelis ilmu. Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib. Manfaatnya yang sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara dengan jihad.

“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad,” (HR. Ad-Dailami)

  1. Memperbanyak Dzikir

Dzikir adalah perbuatan yang dianjurkan untuk siapa saja dan kapan saja. Dzikir adalah indikasi hidupnya hati. Jenis dzikir sangat banyak, bisa berupa ucapan tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Aktif dalam majelis istighotsah, tahlilan, atau forum dzikir lainnya karena itu termasuk bernilai ibadah.

Dalam konteks Ramadan, umat Islam dianugerahi kesempatan Lailatul Qadar yang disebut Al-Qur’an setara dengan seribu bulan. Meski banyak Ulama yang meyakini bahwa Lailatul Qadar itu jatuh pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, sejatinya jadwalnya hanya Allahlah yang Maha Mengetahui. Perempuan haid/nifas, sebagaimana umat Islam pada umumnya, sangat dianjurkan memanfaatkan hari demi hari, detik demi detik, sepanjang bulan suci Ramadan ini untuk beribadah, termasuk berdzikir.

3.Membangunkan sahur dan menyiapkan makan sahur

Membangunkan sahur dan menyiapkan makan sahur bagi orang berpuasa termasuk amalan penuh pahala bagi perempuan haid di bulan Ramadan. Ini karena amalan sekecil apapun akan bernilai ibadah yang besar di bulan Ramadan.

Rasulullah bersabda, yang artinya” Setiap kebaikan adalah sedekah, dan diantara kebaikan adalah kamu berjumpa saudaramu dengan wajah yang menyenangkan, dan kamu menuangkan air dari embunmu ke dalam bejana milkik saudaramu.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ahmad)

  1. Memberi Makan Orang Berpuasa

Menyiapkan hidangan berbuka puasa atau memberi makan orang yang berpuasa ternyata menjadi salah satu amalan penuh pahala bagi perempuan haid di bulan Ramadan. Nilainya bahkan setara dengan orang yang berpuasa. Sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Tirmidzi, yang artinya:”Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka puasa, dia mendaparkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.”

  1. Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an

Amalan yang penuh pahala bagi perempuan haid di bulan Ramadan adalah mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Meski tidak diperbolehkan untum membaca Al-Qur’an, perempuan yang haid tetap dianjurkan untuk mendengarnya. Hal ini didasari hadis riwayat Ibnu Majah. Dari Aisyah Ra ia berkata,” Rasulullah Saw meletakkan kepalanya dipangkuanku saat aku sedang haid, dan ia membaca Al-qur’an.”

  1. Berdoa

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh keistimewaan yang menawarkan banyak sekali pahala dan ampunan. Karena itu berdoa di bulan Ramadan merupakan kesempatan emas bagi siapapun, termasuk perempuan haid. Bahkan ada satu malam yang begitu istimewa yang kita kenal dengan malam lailatul qadar. Meski perempuan yang sedang haid tidak bisa beri’tikaf di masjid, namun mereka bisa berdo’a untuk mendekatkan diri dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

  1. Memperbanyak Sedekah

Memperbanyak sedekah bisa dengan berbagai cara, mulai dari memberi santunan anak yatim, fakir miskin, hingga hanya menebar senyuman kebaikan. Yang penting kita mengerjakannya dengan ikhlas dan istiqamah. Sebagaiman hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang berbunyi: “Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyaklah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)

  1. Memperbanyak Kegiatan Sosial

Terkadang kita lebih fokus kepada amalan ibadah yang sifatnya ritual belaka. Padahal melakukan kegiatan sosial juga bisa meningkatkan pahala dan keberkahan Ramadan. Contoh kegiatan sosial seperti mengajar anak yang kurang mampu, memberikan santunan kepada anak-anak yatim, bersih-bersih lingkungan dan kegiatan yang sifatnya sosial lainnya.

Amalan seperti ini, selain mendekatkan diri kepada Allah SWT juga dapat mempererat tali silaturrahmi antar sesama. Demikian 8 amalan penuh pahala bagi perempuan haid di bulan Ramadan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *