Pringsewu: Dalam menyikapi perkembangan wabah Covid-19 yang sampai saat ini belum bisa terkendali di daerahnya, Bupati Pringsewu H Sujadi mengingatkan warganya untuk senantiasa terus mematuhi protokol kesehatan. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan lebih mengetatkan penegakkan peraturan terkait status Kabupaten Pringsewu saat ini yang berada pada zona merah.
“Hajatan boleh, tapi tak boleh ngundang orang,” katanya Selasa (19/1) mengingatkan warganya untuk terus melakukan ikhtiar dengan tidak mengumpulkan banyak masa dalam kondisi dan situasi pandemi yang cenderung terus mengalami peningkatan jumlah kasusnya ini.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan sampai dengan 18 Januari 2021, ia menyebutkan bahwa terdapat penambahan suspek baru sebanyak 23 orang sehingga total terdapat 244 kasus Covid di Pringsewu.Sementara yang meninggal dunia bertambah satu lagi, sehingga total sudah ada 23 orang di Kabupaten Pringsewu yang meninggal akibat virus Corona.
“Mari kirim Fatihah. Ada satu lagi penambahan hari ini, dan dimakamkan secara protokol Covid,” ungkapnya setelah memberi Kajian Tafsir Al-Qur’an secara virtual yang dilaksanakan setiap pagi dari kediamannya di Pagelaran.
Saat ini pun ungkapnya, para tenaga medis di daerahnya sudah ada yang terpapar virus Corona saat menjalankan tugas. Sehingga ia mengingatkan tenaga medis untuk lebih meningkatkan kehati-hatian dalam menjalankan tugas mulianya. Masyarakat juga harus berikhtiar menjaga diri dan para tenaga kesehatan agar tidak lagi bertambah lagi jumlah yang terpapar Covid-19.
“Dengan usaha bersama ini mudah-mudahan tidak bertambah lagi (kasus Covid-19),” harapnya.
Ia mengingatkan bahwa kondisi berat ini tentunya bukan hanya tugas dari pemerintah daerah saja. Semua elemen masyarakat berkewajiban untuk saling mengingatkan untuk bersama-sama menghadapi dan melewati masa sulit ini. Kepada ormas dan seluruh organisasi kemasyarakatan, Bupati berharap untuk terus menyampaikan imbauan dan anjuran kepada anggotanya untuk menaati protokol kesehatan.
Sementara dalam penjelasan Kajian Tafsirnya, Alumni Pesantren Al-Asy’ariyah Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah ini mengingatkan bahwa kehidupan ini tidak akan sepi dari permasalahan dan sering dalam kondisi layaknya dalam peperangan. Peperangan di sini bukan hanya dalam hal fisik mengangkat senjata saja, namun di dalamnya termasuk perang pemikiran, ekonomi, dan politik.
“Iman, takwa, dan ilmu pengetahuan menjadi senjata ampuhnya,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)