Khutbah Idul Adha: Qurban yang Diterima

Share :

Qurban yang Diterima
Oleh: Dr. Abdul Syukur, M.Ag
Ketua MUI Lampung
Wakil Ketua PWNU Lampung

 

Khutbah Pertama                                                             

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

  اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُاَللهُ أَكْبَرُاَللهُ أَكْبَرُ. لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.  اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ .

اَلْحَمْدُ للهِ نحمده ونشكره على نعمة الله.أَشْهَدُ أَنْ لاإِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى رَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وسائرالأمة. أمَّا بعْدُ:

فيَا أَيُّهَا المسلمون ! اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى سرا وعلانية ولعلكم تفلحون فى الدين والدنيا والأخرة. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ .أعوذ بالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجيم بسم الله الرحمن الرحيم :

إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ)١( فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ )٢ (إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ ) ٣ (

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ .(الحج :٣٧) ، صدق الله العظيم .

Jama’ah Shalat Idul Adha rahimakumullah

Mari kita selalu memuji dan bersyukur kepada Allah Swt, semoga Allah ‘Azza wa Jalla terus melimpahkan berbagai nikmat, inayah, hidayah, dan sa’adah, serta berkah kepada kita, amin.

Salawat dan salam mari kta sanjung-agungkan kepada Nabi Muhammad Saw, beliau adalah Rasul Allah terakhir, dan penutup serta penyempurna syari’at para nabi dan rasul Allah.

Mari kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Alloh Swt, pada hari yang mulia ini, bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt, yaitu bulan Dzulhijjah. Hari ini, tanggal 10 Dzulhijjah 1441 H adalah hari raya ‘Idul Adha, Idhul Nahr, bahkan dinamakan ‘Idul Hajj.

 

Jama’ah Shalat Id yang berbahagia,

Mari  kita menyimak materi khutbah yang berjudul “Kurban yang Diterima oleh Allah.” Semoga kita dapat mengambil hikmah, ibrah atau pelajaran dari isi khutbah ini. Khutbah Idul Adha ini masih merupakan rangkaian dari prosesi shalat Idul Adha.

Pelaksanaan kurban di dunia, dapat ditelusuri dari aspek historisnya, yaitu peristiwan yang dialami oleh putra-putra Nabi Adam AS bernama Qabil dan Habil. Kedua putra Nabi Adam dan Siti Hawa diperintah oleh Alloh Swt untuk melaksanakan kurban.

Qabil mempersembahkan kurbannya berupa buah-buahan yang tidak terbaik, yang tidak menjadi kesenangan utamanya. Kurban yang tidak didasarkan ikhlas dan tidak sesuai dengan yang diperintahkan oleh Alloh. Sebaliknya, Habil mempersembahkan kurban berupa hewan (kambing) yang terbaik, yang paling ia senangi, dan sesuai dengan perintah Allah kepadanya.

Maka   persembahan kurban dari Habil yang diterima oleh Allah, sedangkan persembahan kurban Qabil ditolak dan tidak diterima oleh Allah. Keadaan demikian, yang membuat iri, dengki, hasud, dan dendam Qabil kepada Habil; bahkan pandemik hasud dan dengki it uterus meggerogoti dan menjalar ke seluruh pikiran dan perasaan Qabil, dan ia tidak mampu menemukan vaksinya. Hingga puncak pandemik hasud dan dendam itu membuat ia kalap dan tega membunuh saudara kandungnya sendiri, Habil.

Perjalanan kurban juga terus dialami dan dilakukan oleh Nabi Ibrahin AS. Mimpi yang dialami oleh Nabi Ibrahim, sebagai jawaban atas nazarnya, yaitu beliau diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail untuk dijadikan kurban. Menterjemahkan arti mimpi itu, sebagai perintah Allah, kemudian Nabi Ibrahim menanyakan kepada putranya, Ismail, dan juga memintan pendapat dan persetujuan istrinya, Siti Hajar. Dengan berat hati, karena Ismail pada masa itu, adalah satu-satunya anak dan yang paling disayang oleh bapak dan ibunya, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Mereka mendialogkan tentang “bagaimana kesdiaan dan kepatuhan anaknya, untuk dikurbankan demi memenuhi perintah dan ketaan kepada Allah?” Semabagi anak yang saleh dan taat beragama, maka Ismail pun setuju bahkan memperkuat permintaan bapaknya. Begitu juga, Siti Hajar sebagai istrei yang salehah dan taat ibadah juga memperteguh permintaan suaminya, Nabi Ibrahim. Mereka sepakat bulat, dengan rencana menjadikan Ismail sebagai persembahan kurban untuk memenuhi perintah Allah sekaligus menunjukkan ketaatan kepada-Nya dengan ikhlas, sabar, dan tawakkal kepada-Nya.

Sebaliknya, iblis dan syaitan itulah yang tidak rela Ismail dipersambahkan kepada Allah. Iblis tidak mau Ismail dikurbankan untuk memenuhi perintah Allah. Berbagai upaya dan tipu daya dan rayuan, Iblis merusaha merayu dan syaitan menggoda Nabi Ibtahim, Ismail, dan Siti Hajar. Namun karena mereka ikhlas, niat karena Allah, sabar dan tawakkal untuk tetap menjaga iman dan taqwa kepada Allah, maka berbagai rayuan iblis  tidak menggoyahkan prinsip dan pendirian Nabi Ibrahim, Ismail, dan Siti Hajar. Bahkan iblis-iblis yang selalu menggodanya, dengan tidak kapok-kapok terus merayu Nabi Ibrahim dan keluarganya. Tetapi justeru iblis-iblis itu  diusir, dilempar dengan batu, dan peristiwa ini ditradisikan dalam prosesi ibadah haji yang dikenl dengan lontar jumrah (jamarat) bagi para jama’ah haji.

Peristiwa historis di atas menginspirasi kepada kita, umat Islam, khusunya bagi orang yang akan melaksanakan kurban, setelah shalat Idul Adha, dan selama hari tasyrik, untuk dapat mengambil makna sejarah dari peristiwa masa lalu yang dialami oleh Habil dan Keluarga Nabi Ibrahim.

Hal demikian dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat 37 berbunyi:

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٧

Artinya:

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Hajj:37)

Ayat 37 surah Al-Hajja menurut penafsiran Imam Ibn Katsir dapat dipahami, bahwa:

  • Orang yang berkurban didasai niat (ikhlas) karena Allah. Di jaman Jahliyah, orang yang berkurban di mana hewan kurbannya dieprsembahkan untuk berhala, dan darahnya dipercikkan untuk berhala.
  • Hewan yang dikurban, hewan yang memenuhi syarat dan rukun kurban, hewan yang sehat, dengan tetap didasari ikhlas, karena Allah. Bukan riya, bukan pula ujub, dan cari pencitraan atau pujian, supaya hewan kurban itu sampai kepada Allah. Hewan yang dikurban (daging dan darahnya) didasari taqwa kepada Allah, yaitu menyebut nama Allah, mengagungkan-Nya, dan mengharap ridha-Nya, maka  hewan itu mencapai ridha Allah dan mendapatkan kebaikan (mashlahat).
  • Seseorang yang berkurban atas dasar iman dan taqwa kepada Allah, maka panggilan Allah datang kepadanya, dan dirinya bersama orang-orang yang menyembelih dan menyaksikan penyembelihan hewan kurban dengan menyebut nama Allah, mengagungkan-Nya, maka berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik (muhsinin).

Menurut Ibnu Katsir,  Ibnu Abi Haitam menerangkan dari  Ibnu Juraij yang mengatakan bahwa orang-orang Jahiliah di masa silam memuncrat­kan darah hewan kurban mereka ke Baitullah, juga daging hewan kurban mereka. Dari pengalaman ini, agar kita berkurban atas dasar taqwallah supaya hewan kurbannya diterima oleh Allah dan bermaanfaat bernilai kebaikan (maslahat dan ihsan).  Rasulullah  SAW bersabda:

إِنَّ الصَّدَقَةَ تَقَعُ فِي يَدِ الرَّحْمَنِ قَبْلَ أَنْ تَقَعَ فِي يَدِ السَّائِلِ، وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ

“Sesungguhnya sedekah itu benar-benar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah sebelum sedekah itu diterima oleh tangan pemintanya. Dan sesungguhnya darah (hewan kurban) itu benar-benar diterima di sisi Allah sebelum darah itu menyentuh tanah.”

(H.R: Ibnu Majjah dan Turmuzi).

Hadits ini hasan, diriwiyatkan melalui Siti Aisyah secara  marfu’. Makna nas ini menunjukkan pernyataan diterimanya kurban di sisi Allah bagi orang yang ikhlas dalam amalnya.

            Demikian, semoga isi khutbah menginspirasi kita dan menambah wawasan dan amal kebaikan, Allahumma, amin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّه هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْم .

 

Khutbah Kedua

الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ ، الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ الله أَكْبَرُ .

لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين . أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ هو العليم الحكيم ،  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النبي الكريم، أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ،  أما بعد:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.قَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَلَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .

اَللهُمَّ اغْفِرْلنا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ،

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.     وصل الله على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر ولله الحمد.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Untuk mendapatkan teks silahkan Klik Link berikut, semoga bermanfaat:

2. Kurban Yang Diterima (khutbah Idul adha)

Dukung Perjuangan Dakwah MUI Lampung dengan Like, Commet, Share and Subscribe 🛎 Youtube MUI Lampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *