Menunda Budaya Kekiceran Pugung Pesisir Barat di Tengah Pandemi Covid-19

Share :

Pesisir Barat: Tidak hanya berdampak secara ekonomi, adanya pendemi covid-19 juga berdampak pada sendi-sendi kehidupan yang lain, salah satunya ialah kelestarian adat budaya lampung pugung Pesisir Barat.

Sebelumnya setiap tahun telah di rencanakan, adanya Kekiceran (sebuah acara adat dalam budaya lampung Pugung pesisir barat) yang meliputi 2 kecamatan yaitu kecamatan Lemong dan kecamatan pesisir Utara H+1 (1 Syawal idul fitri 1441 hijiriah.

Namun rencana tinggal lah rencana yang tak bisa di realisasikan, hal ini di akibatkan adanya pandemi covid-19 yang menimbulkan banyak nya peraturan dan larangan berkumpul, sebut saja pysical distancing.

Menurut Mekhanai Pesisir Barat Hasbun Doya, menjelaskan bahwa kekiceran ini merupakan warisan budaya tak benda yang perlu dilestarikan. “Sebenarnya kekiceran inikan sebagai warisan budaya tak benda yang sudah lama, acaranya pun konsisten digelar setiap tahun. Namun karena adanya wabah covid-19 kakiceran tahun ini ditiadakan”.

Ia juga menambahkan bahwa kekicera sebagai ajang silaturahmi kepada sesama teman, keluarga, dan kerabat.

“Kekiceran juga sebagai ajang silaturahmi kepada teman, keluarga dan kerabat yang sudah jadi tradisi di dua kecamatan di pesisir barat, walaupun demikian kita tetap harus mengikuti arahan dari pemerintah untuk menjaga jarak, guna memutus rantai penyebaran covid 19 dengan menghentikan dulu aktifitas keramaian hingga menunggu wabah ini selesai” ujar duta pariwisata pesisir barat dan finalis muli mekhanai provinsi lampung 2018.

Selain pemberitahuan pembatalan kekikeceran, hasbun doya juga mengajak seluruh masyarakat khusunya pemuda/i di Pesisir barat untuk selalu mematuhi aturan pemerintah.

“Mari kita taati kebijakan yang sudah ada, kita sama-sama cegah wabah ini dan berdoa agar kita semua terhindaru serta wabah virus covid 19 segera musnah.

Di tempat terpisah hartoni selaku pemuda desa Tanjung jati membenarkan adanya peniadaan acara Kekiceran yang rutin dilakukan karang taruna setempat.

” Ya benar acara Kekiceran yang rutin dilakukan setiap tahun meski dana nya memang sudah ada sebagian dari pemerintah desa untuk anggaran karang taruna dan biasanya digunakan untuk acara tahunan memperingati hari raya idul Fitri, hal ini karena sedang ada pandemi ini, saya menghimbau warga untuk tidak berkumpul dan mengadakan keramaian, bahkan halal bihalal (surawan dalam bahasa lampung) pun di tiadakan demi mengantisipasi penularan covid-19, ini demi kebaikan masyarakat Pugung pesisir barat dan salah satu bentuk perduli terhadap mereka agar terhindar dari wabah covid-19″ tutup nya. (Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *