Opini: Nabi dan Kedamaian

Share :

Nabi dan Kedamaian
Dr. Agus Hermanto, MHI
Dosen UIN Raden Intan Lampung

 

Nabi Besar Muhammad saw., diutus oleh Allah untuk sekalian alam, sebagaimana firman Allah dalam surat al Anbiya ayat 107, mengatakan,
وماارسلناك إلا رحمة للعالمين
“Tidaklah aku urus engkau (Muhammad) kecuali untuk sekalian alam.”
Tugas Nabi diantaranya adalah mengajarkan kedamain, dan kemanfaatan, kemaslahatan kepada umat, dari hadis Rasulullah saw., memberikan inspirasi bagi kita,
إنما بعثت لاتمم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak.
Dalam hadis lain juga nabi bersabda, ”
ياايهالذين آمنوا إنما أنا رحمة مهاة
“Wahai orang orang yang beriman, sesungguhnya aku diutus sebagai hadiah (berupa rahmat). (HR. Hakim)
Dengan cara apa baginda Rasulullah saw mengajarkan kedamaian? Dari hal yang sederhana, dalam hadis beliau mengajari kita untuk memudahkan setiap urusan, sebagaiamana hadis Rasulullah saw,
يسروا ولا تعسروا وبشروا ولا تنفروا (رواه البخاري)
“Mudahkanlah dan jangan dipersulit, tebarkanlah kegembiraan dan jangan tenar kebencian.”
Hal hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah mencontoh kepribadian rasul, agar kita juga dapat menjadi pendamai dunia, hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah sapa, silaturahmi, dengan ucapan, dan tindakan.
Hal sederhana dari ucapan adalah, menebar salam,
أفشوا السلام بينكم
“Sedangkan dari tindakan adalah dengan cara berbagi rizki,”
تطعم الطعام
Sederhana dan mudah kita lakukan, memudahkan dan tidak menyulitkan, bahkan baginda Rasulullah saw., mengajari kita, ketika ditanya oleh sahabat, ايّ الإسلام خير
Apakah diantara kebaikan dalam Islam? Kemudian Nabi Muhammad saw., menjawab,
تطعم الطعام وتقرأ السلام على من عرفت ومن لم تعرف (رواه البخارى)
Bahkan Nabi mengajari kepada kita dan memberikan teguran dan peringatan,
لا تدخل الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابّوا (رواه مسلم)
Rasulullah bersabda, tidak akan pernah masuk surga orang orang yang tidak beriman, dan tidak akan dikatakan orang beriman kecuali saling mencintai.
Karena sesungguhnya seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, bahkan orang yang tidak memiliki rasa cinta kepada sesama tidak akan dianggap sebagai orang yang baik dan tidak dianggap sebagai umatnya Nabi Muhammad saw,
Dalam hadisnya,
ليس منّا من لم يوقّر كبيرنا ويرحم صغيرنا (رواه أحمد)
Bukanlah dari umatku orang yang tidak menghormati kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda.
Untuk itu, mari kita tanamkan sifat tawadhu, rendah hati, dan bukan rendah diri, apalagi merendahkan diri kita pada orang lain, sebagaimana diajarkan Hasan al Bisyri,
قال الحسن رحمه الله، هل ترون والتواضع؟ أن تخرج من منزلك فلا تلتقي مسلما الاّ رأيت عليه فضل
Apakah anda tahu apa itu tawadhu? Tawadhu adalah ketika anda keluar dari kediaman anda kemudian berjumpa dengan seorang muslim, maka tidak ada hal yang anda fikirkan, yang terdetik pada benak anda, kecuali anda melihatnya memiliki fadhilah.
Mari kita teruskan ajaran Nabi Muhammad yang penuh rahmat dan kedamaian. Wallahualam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *