Menggapai Lailatul Qodr
Dr. H. A. Khumaidi Ja’far, S.Ag., M.H.
Dosen Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan
Pengurus MUI Provinsi Lampung
Lailatul Qodr merupakan sebuah peristiwa penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, di mana pada malam itu dengan izin Allah malaikat Jibril bersama malaikat yang lainnya turun ke bumi untuk mengurus segala urusan di bumi, dan apabila kita dapat menjumpai malam itu (Lailatul Qodr), maka kita akan digolongkan sebagai orang pilihan. Lantas apa itu Lailatul Qodr? Apa keistimewaannya bagi kehidupan kita? Dan bagaimana cara menggapainya? Tentang hal ini Allah swt telah berfirman dalam surat al-Qodr ayat 1-5, yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qodr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qodr) itu? Malam kemuliaan (Lailatul Qodr) itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajaf”.
Berdasarkan ayat ini jelas bahwa di antara kenikmatan luar biasa yang Allah limpahkan di bulan Ramadhan adalah hadirnya malam kemuliaan (Lailatul Qodr), di mana keistemewaannya lebih baik dari 1000 bulan, ini artinya apabila kita beribadah pada malam itu dan berhasil meraih Lailatul Qodr, maka amalan ibadah kita akan bernilai lebih dari 83 tahun lamanya. Inilah salah satu momentum yang dirahasiakan Allah swt dari makhluk-Nya. Karena malam itu demikian istimewanya, maka sungguh beruntung bagi mereka yang dapat dipertemukan dengan Lailatul Qodr. Untuk itu siapa saja yang mendapatkan malam kemuliaan (Lailatul Qodr), maka ia sama saja seperti beribadah selama seribu bulan atau 83 tahun lebih. Namun meskipun demikian Lailatul Qodr merupakan misteri dan momentum yang dirahasiakan Allah swt dari makhluk-Nya. Tidak ada seorang pun yang dapat menentukan kapan malam kemuliaan (Lailatul Qodr) itu dapat ditemui.
Adapun hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka menggapai malam kemuliaan (Lailatul Qodr) adalah: Pertama, senantiasa berinteraksi dengan al-Qur’an. Artinya menjadikan al-Qur’an sebagai sahabat, sebagai pedoman hidup dan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Ingat, Allah swt berfirman “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qodr), yang mana malam kemuliaan (Lailatul Qodr) itu lebih baik dari seribu bulan”. Kedua, Menghidupkan malam dengan ibadah, khususnya sholat sunnah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang artinya apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan Rasulullah saw mengencangkan kainnya, menjauhkan diri dari menggauli istrinya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya. Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang melakukan sholat malam pada Lailatul Qodr karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu. Ketiga, memperbanyak berdo’a dan berzikir kepada Allah swt, hal ini sebagaimana hadis Rasulullah “ Wahai Rasulullah, apa yang aku ucapkan di dalamnya ketika aku mengetahui Lailatul Qodr? Rasulullah menjawab: ucapkan Allahumma innaka ‘afuwwu tuhibbul ‘afwa fa’fu’anniy”. Keempat, beri’tikaf di masjid, khususnya pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Dalam hal ini Rasulullah seantiasa menganjurkan umat Islam agar dapat beri’tikaf di masjid pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang artinya bahwasanya Rasulullah saw beri’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan sampai beliau meninggal. Wallahua’lam Bishawab.