Stay At Home dan Berkah Ramadhan
Dr. Agus Hermanto, MHI
Dosen UIN Raden Intan Lampung
Sebuah dilema, antara bahagia dan sedih, di satu sisi kita dihadapkan dengan bulan mulia, yaitu bulan ramadhan yang menjadi bulan istimewa yang kita tunggu-tunggu, namun di sisi lain kita sedang dibenturkan dengan wabah corona yang sedang melanda dunia, sehingga kondisi ini lah menjadikan kondisi darurat dan bahkan banyak aktivitas yang tidak maksimal, khususnya dalam menyambut bulan mulia dan barokah ini, yaitu bulan ramadhan.
Pada bulan ini kita diwajibkan untuk berpuasa. Puasa yang berarti menahan diri dari segala sesuatu khususnya makan dan minum, firman Allah Swt.,
انّى نذرت لرحمن صوما فلن اكلّم اليوم انسيّا
Saya bernadzar kepada Allah yang maha Pengasih, bahwa pada hari ini saya tidak akan berbicara kepada satu manusiapun. (QS. Maryam: 26).
Puasa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu;
الصوم على ثلاثة أوجه؛ صوم الروح بقصر الأمل، وصوم العقل بخلاف الهوى، وصوم النفس الإمساك عن الطعام والمحارم
Puasa itu dibagi menjadi tiga macam, puasa ruh dengan memendekkan harapan (angan angan atau cita cita), puasa akal, menahan dari jawa nafsu, puasa jiwa menahan dari makanan dan sesuatu yang diharamkan.
Bukan ramadhan sering disebut bulan barokah (syahrun mubaarakun), sering disebut bulan qur an (syahrun qur’an), bulan kemulyaan (syahrun karim), bulan penuh rahmat (syahrun rahmatun), bulan pengampunan (syahrun maghfiratun), bulan puasa (syahrun shiyam) dan nama nama mulia lainnya.
Disebut bulan qur’an, karena pada bulan ramadhan Allah menurunkan wahyunya yang pertama kali nya. Disebut bulan pengampunan karena Allah memberikan ampunan kepada hambanya yang senang menyambut datangnya bulan ramadhan. Disebut bulan puasa karena pada bulan ramadhan diwajibkan bagi kita untuk menjalankan ibadah puasa. Disebut bulan rahmat karena Allah memberikan banyaknya kenikmatan kepada kita. Disebut bulan mulia karena bulan ramadhan adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah swt., diantara bulan bulan lainnya.
Dalam bulan ramadhan, ada barokah, sehingga terdapat keunikan dan keindahan tersendiri di bulan ramadhan, walaupun sejatinya kita sedang diuji untuk menjaga puasa kita, tidak hanya sekedar menjaga lapar dan dahaga, namun lebih dari pada itu kita juga dituntut untuk menjaga mata kita dari penglihatan yang buruk, menjaga telinga kita dari suara yang tidak layak didengar dan menjaga mulut kita dari ucapan yang tidak bermanfaat, itulah barokah ramadhan.
Hari-hari terasa nyaman, tentram dan damai serta bahagia, itulah kemuliaan ramadhan. Pada siangnya kita berpuasa dan malamnya kita perbanyak shalat malam, tadarus dan dzikir kepada Allah.