Corona dalam Sorotan Al Qur’an
Dr. H. Yusuf Baihaqi, M.A.
Pengurus MUI Lampung
Dosen UIN Raden Intan Lampung
Tidak dapat dipungkiri bahwasannya saat ini Corona menjadi musibah yang menimpa bukan saja warga Indonesia, melainkan juga warga yang tinggal di hampir seluruh belahan bumi ini. Ayat-ayat Al Qur’an yang berbicara tentang musibah lebih dari cukup untuk memberikan tuntunan bagi semua lapisan masyarakat, lebih lagi bagi lapisan masyarakat yang mengimaninya, dalam bagaimana bersikap dalam menghadapi musibah semacam ini.
Berkaitan dengan musibah, Al Qur’an mengajarkan kepada kita bahwasannya musibah apapun yang menimpa manusia adalah bagian dari qadha dan qadar Allah swt. ketika musibah ini diyakini terjadi atas izin dan kehendak-Nya, akan terasa ringan manusia menghadapinya, bahkan Allah swt akan menuntunnya untuk bersikap ridha dan sabar dalam menghadapinya. Disinilah, keyakinan manusia diuji, dan Allah swt pun Mengetahui siapa dari hamba-Nya yang benar-benar meyakini qadha dan qadar-Nya dan siapa yang tidak meyakininya (Q.S. Ath Thaghabun: 11).
Al Qur’an, bukan saja mengingatkan kita bahwasaannya musibah adalah bagian qadha dan Qadar Allah swt. Dalam konteks bagaimana menghadapi musibah, Al Qur’an pun memberikan tips bagaimana cara menghadapinya, salah satunya adalah yang kita baca pada kelanjutan ayat berikutnya, yakni: pentingnya menanamkan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya (Q.S. Ath Thaghabun: 12).
Bentuk kongkrit dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya dapat diwujudkan dengan mematuhi apa yang disampaikan oleh rasulullah saw dari firman-firman Allah swt dalam Al Qur’an, dan lagi-lagi firman-firman Allah swt dalam Al Qur’an, lebih dari cukup untuk memberikan tuntunan kepada kita dalam bagimana menghadapi dan menyudahi setiap musibah yang menimpa kita, termasuk musibah corona yang menimpa umat manusia saat ini.
Merujuk kepada pendapat para pakar, dalam kasus corona tentunya yang paling kredibel untuk dijadikan rujukan adalah pendapat para pakar medis (Q.S. An Nahl: 43). Dimana dalam banyak kesempatan mereka mengingatkan kita pentingnya menjaga pola makan yang halal dan baik (Q.S. Al Baqarah: 168), juga pola hidup yang sehat (Q.S. Al Qashash: 73), dan menghindarkan diri dari segala hal yang berpotensi menimbulkan kemudharatan, seperti: pentingnya penerapan “Social Distancing” guna menghambat terjadinya penularan virus corona dalam aktifitas sehari-hari (Q.S. Al Baqarah: 195).
Dalam hemat kami, mendengarkan dan mematuhi saran dan pandangan para pakar medis tersebut merupakan bagian dari ketaatan kita kepada Allah dan rasul-Nya, sebagaimana yang diisyaratkan dalam surat Ath Thaghabun: 12 di atas.
Di samping ketaatan kepada kebijakan yang diambil oleh Ulul Amri (pemerintah) dalam menuntaskan merebaknya wabah corona di tengah masyarakatnya (Q.S. An Nisa’: 59). Dan tentunya tidak kalah pentingya, ketaatan terhadap anjuran para pemuka agama untuk banyak berdoa, berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah swt, lebih-lebih lagi di tengah musibah yang sedang melanda, berharap curahan rahmat-Nya (Q.S. Al A`raf: 56).
Perintah untuk bertawakkal kepada Allah swt, yang kita baca pada kelanjutan ayat berikutnya (Q.S. Ath Thaghabun: 13), sangatlah tepat dan bijak untuk disampaikan kepada orang-orang yang beriman dengan qadha dan qadar Allah swt. Seraya terus berbaik sangka dengan qadha dan qadhar-Nya, karena sering sekali manusia salah dalam menilai fenomena yang terjadi di alam semesta ini, apa yang dianggapnya buruk, sering sekali terkandung dibaliknya banyak hikmah dan kebaikan (Q.S. An Nisa’: 19).