Purwokerto: Musyawarah Nasional (Munas) VI Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) resmi dibuka (24/1) di Auditorium Gedung Roedhiro Universitas Jendral Soedirman oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Jendral Soedirman, Dr. Kuat Puji Prayitno, SH., M.Hum.
Dalam sambutannya Dr. Kuat Puji Prayitno, SH., M.Hum. menyampaikan bahwa untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancama radikalisme harus melestarikan budaya kearifan lokal. “Sebagai akademisi dan sebagai sosok pemuda, saya berharap KMNU mampu garda terdepan dalam memerangi radikalisme di lingkungan pendidikan(kampus),” tegas beliau.
Senada dengan itu, Muhammad Rifan menyampaikan bahwa sebagai kader KMNU harus mampu menjadi inti penjaga kelestarian budaya nusantara di lingkungan kampus. “KMNU hadir disini sebagai kader penggerak di setiap perguruan tinggi,” ujar Presidium Nasional II.
Rangkaian acara Munas VI KMNU diawali dengan seminar nasional yang bertemakan “Penguatan Lingkungan Akademisi dari Ancaman Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi.” Seminar nasional yang menjadi acara pembuka ini dihadiri oleh tokoh-tokoh NU, tokoh akademik, TNI/Polri, alumni dan tetua KMNU serta seluruh KMNU dari perguruan tinggi se-Indonesia.
Prof. Dr. H. Ir. Mochammad Maksum Machfoedz, M.Sc. wakil ketua umum PBNU, hadir sebagai keynote speaker. Berdasarkam penjelasan beliau, perguruan tinggi hari ini sedang gencar menjadi sasaran paham radikalisme. Banyak pihak yang mengagendakan untuk menumbuhkan paham radikalisme di lingkungan kampus. “saat ini KMNU di setiap perguruan tinggi hadir dan diharapkan mampu melawan radikalisme di kampus dengan berbagai gerakan dan kegiatan,” jelas beliau. (Rouf Kholil/Panitia Munas VI KMNU).