Maulid Sebuah Momentum Menambah Kecintaan Kepada Nabi Muhammad SAW
Nirwan Hamid
Anggota MUI Kota Bandar Lampung
Anggota GANAS ANNAR MUI Kota Bandar lampung
Diantara tanda-tanda orang yang bertaqwa adalah orang yang mau menghormati hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Jika kita mengaku sebagai orang yang beriman dan ummat yang amat cinta kepada beliau, dengan mengadakan peringatan dengan kegiatan-kegiatan yang menandakan kecintaan kepada beliau, dan janganlah samapi berlebihan karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
Ketika cahaya tauhid padam dimuka bumi, maka kegelapan yang tebal hamper saja menyelimuti akal sehat manusia. Disana tidak tersisa orang-orang yang bertauhid kecuali sedikit dari orang-orang yang mempertahankan ajaran tauhid. Maka Allah swt berkehendak dengan rahmat-Nya yang mulia untuk mengutus seorang rasul yang membawa ajaran langit itu untuk mengakhiri penderitaan ditengah-tengah kehidupan. Dan ketika malam mencekam datanglah matahari yaitu sang utusan. Kedatangan nabi tersebut sebagai bukti terkabulnya doa Nabi Ibrahim as dan sekaligus sebagai bukti kebenaran berita gembira yang disampaikan oleh Nabi Isa as pada zamannya.
Allah menyampaikan salawatnya kepada Nabi Muhammad saw sebagai bentuk rahmat dan keberkahan. Para malaikatpun menyampaikan salawat kepadanya sebagai bentuk pujian dan ampunan, sedankan orang-orang mukmin bersalawat kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Allah swt berfirman:
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bersalawat kepada nabi. Hai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu untuk nabi, ucapakanlah salam penghormatan baginya.”
Menambah kecintaan kepada Rasulullah SAW
Mencintai Rasulullah Saw adalah sebuah kewajiban orang Islam sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim yang artinya: “tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orangtuanya dan manusia seluruhnya”.
1. Menumbuhkan kesadaran untuk mencontoh beliau
Rasulullah Saw adalah suri tauladan yang paling baik, beliau adalah sosok pimpinan yang berhasil, guru yang sukses, politikus yang ulung, dan masih banyak lagi kelebihan beliau. Oleh sebab itu dalam al-Quran Allah memuji beliau bahwa beliau adalah orang yang tinggi dan berahlak mulia. Allah swt berfirman dalam al-Quran dalam surah al ahzab yang artinya: “sesungguhnya telah ada dalam (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah swt”.
Ibnu katsir menafsirkan bahwa ayat tersebut merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada kita agar mencontoh Rasulullah saw dalam semua ucapan, perbuatan dan sepak terjangnya. Oleh karena itu, Allah swt memerintahkan kepada kaum mukminin agar mencontoh sikap Rasulullah saw ketika perang ahzab yaitu dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya serta tetap menanti jalan keluar dari Allah swt. Selain itu, ahlak rasulullah adalah cerminan al-Qur’an. Bahkan beliau sendiri adalah sosok yang sempurna yang hadir ditengah-tengah ummat manusia. Membawa kabar gembira, menerangi kegelapan dengan membawa cahaya Islam. Seorang sahabat Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang ahlak Rasulullah saw. Asiyah menjawab: “ahlak Rasulullah adalah al-Quran” (HR. Muslim). Sungguh, jawaban Aisyah ini singkat, namun sarat akan makna yang luar biasa, ia menyifati beliau dengan satu sifat yang bisa mewakili seluruh sifat yang ada.
2. Sebagai sarana menyiarkan Islam
Peringatan maulud yang diselenggarakan di sekolah-sekolah, masjid, musholla merupakan bentuk yang berbeda-beda dari bentuk syiar Islam. Orang-orang yang masih awan dengan Islam, dengan adanya maulud yang diisi dengan ceramah agama, mereka dapat lagi memahami ajaran agama Islam dan mengenal lebih jauh Nabi Muhammad saw sehingga mereka akan lebih mencontoh sosok Rasul yang mempunyai akhlak yang tinggi itu.
3. Momen mengharapkan syafaat
Makna kata syafaat adalah perantara/pertolongan. Maksudnya adalah pertolongan dari pihak ketiga kepada pihak yang membutuhkannya dalam rangka memberikan manfaat atau menolak suatu mudhorat. Rasulullah bisa memberikan syafaat, sebagaimana hadit beliau “syafaatku untuk ummatku yang ahli dosa besar” (HR. Imam Abu Daud, at tirmidzi, Ibnu Majah). Peringatan maulid nabi mengandung hikmah dalam kehidupan modern bahwa kecintaan, kegembiraan, keimanan dan keteladanan terhadap ahlak Rasulullah disegala hal baik urusan akidah, syariah maupun ahlak, akan bisa memperoleh syafaat kelak dihari akhir.
4. Saleh bermedia sosial
Derasnya arus informasi menuntut kita lebih giat menyuarakan kebenaran dan waspada atas efek negative era global. Teknologi ibaratnya sebuah pisau tajam, bisa memberikan manfaat kepada penggunanya dan sekaligus memberikan mudhorat jika tidak dimanfaatkan secara baik. Tidak sedikit sebagian dari kita memanfaatkan media untuk menyebarkan kebencian, adu domba, dan memecah belah ummat, ditambah lagi banyaknya berita bohong alias (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech).
Disinilah relavansi sikap Rasulullah saw harus diteladani. Sikap Rasulullah saw dalam mendakwahkan Islam harus kita jadikan rujukan. Dakwah persuasive yang mendahulukan keluhuran budi pekerti mesti kita tonjolkan. Generasi muda muslim harus menjadi yang terdepan dalam melakukan gerakan ini. Momentum peringatan maulid nabi Muhammad saw harus dijadikan titik balik untuk meneguhkan kembali mencontoh perilaku Nabi Muhammad saw. Dengan semangat ini, kita berharap dapat menebar dakwah Islam dengan penuh kedamaian. Keluhuran ahlak Rasulullah saw mesti tercermin pada generasi muda, baik dimedia social maupun dikehidupan nyata dalam bermasyarakat. Dengan upaya ini kita berharap Islam menjadi rahmat bagi alam semesta. Aamiin