Bandar Lampung: Sejak 2014, Universitas Lampung (Unila) terus membina hubungan baik dengan warga Desa Kediri melalui program Desa Mitra di Desa Kediri, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu.
Desa Mitra adalah program pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk community development.
Tahap pertama dalam mewujudkan program Desa Mitra yaitu perbaikan database melalui identifikasi dan lanjut merumuskan potensi yang bisa dikembangkan di desa tersebut.
Adapun potensi pada Desa kediri antara lain banyaknya limbah kotoran sapi. Sehingga tim Desa Mitra Unila melakukan proses pembangunan digester biogas untuk dimanfaatkan limbah menjadi pupuk kompos, pakan ikan, serta pemanfaatan pekarangan.
Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan melalui pemenuhan kebutuhan sayur dan buah harian yang dilakukan secara bertahap.
Tim Desa Mitra Unila Simparmin Ginting mengatakan, pendampingan ini dimaksudkan tidak hanya untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, namun juga menyediakan energi terbarukan ramah lingkungan sehingga diharapkan juga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan efisiensi untuk pemenuhan energi harian.
“Pada 2015-2016 telah dibangun 5 digester biogas tipe fixed dome dan pemasangan instalasi kompor biogas untuk memasak dan lampu biogas untuk penerangan,” ujarnya.
Tim Desa Mitra Unila kemudian melakukan pengembangan proses pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan pada tahun sebelumnya. Di antaranya, optimalisasi digester biogas, selain dihasilkan biogas, juga bioslurry yang dapat dijadikan pupuk organik.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bioslurry, tim Desa Mitra Unila, memperkenalkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Selain untuk memanfaatkan bioslurry, KRPL juga bertujuan memanfaatkan pekarangan yang masih cukup luas untuk mencukupi kebutuhan buah dan sayur rumah tangga dan sisanya dijual.
”KRPL yang terletak di pekarangan ini, sekaligus memberdayakan ibu-ibu di Desa Kediri agar taraf ekonominya bisa sedikit meningkat dengan efisiensi dalam pemenuhan sayur dan buah harian,” lanjut Simparmin.
Sementara, Kepala Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Unila yang juga tergabung di tim Desa Mitra Unila Siti Hudaidah menambahkan, pada 2019 pihaknya terus melakukan proses pengembangan di Desa Kediri dengan pemanfaatan bioslurry yang juga dapat diolah sebagai pakan lele.
Dengan dibuat kolam-kolam lele kolektif yang diberi pakan bioslurry sehingga pemenuhan kebutuhan lauk harian bagi anggota kelompok petani dapat terpenuhi dan sisanya dijadikan bahan baku olahan lele atau dijual sebagai ikan segar.
“Warga Desa Kediri antusias saat berdiskusi tentang ide untuk memanfaatkan bioslurry sebagai pakan ikan sehingga bisa memberikan keuntungan dari sisi ekonomi bagi mereka,” ujarnya.
Dia melanjutkan, proses bertahap yang dilakukan tim Desa Mitra mendapat respons positif dari pemerintah setempat. Dibuktikan dengan bantuan pembuatan 4 digester biogas sejak 2016.
”Hubungan yang terjalin baik ini membuktikan bahwa konsep Desa Mitra bisa dilakukan antar lintas instansi,” paparnya.
Dia mengungkapkan, Unila menargetkan terbangun 20 digester biogas di Desa Kediri. Hal itu dimaksudkan agar dengan pemanfaatan optimal dari biogas dan bioslurry baik sebagai pupuk maupun pakan ikan, maka desa ini akan menjadi desa mandiri.
Pertama, mandiri energi untuk memasak, penerangan rumah saat listrik padam, dan penerangan kandang. Kedua, mandiri pangan sayur dan lauk ikan lele. Ketiga, mandiri pupuk untuk KRPL, kebun bibit, dan kebun kolektif. Keempat, mandiri pakan ikan lele.
”Dengan semua efisiensi dan kemandirian di atas, diharapkan kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” pungkasnya. (Hanivah)