Bandar Lampung: Dipenghujung sepertiga Ramadhan 1440 H, keluarga besar Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) Nahdlatul Ulama Propinsi Lampung masa khidmat 2018-2023 menerbitkan karya literasi perdananya dalam bentuk buku Cerita Pendek (Cerpen) dengan judul Ustadz Miring Kampung Kami (kumpulan cerpen).
Demikian disampaikan Sekretaris PW LTN NU Propinsi Lampung, Sunarto, melalui sambungan telphone Selasa (28/5) malam.
“Alhamdulillah LTN NU Lampung telah kembali menerbitkan buku, yang kali ini adalah merupakan kumpulan cerpen-cerpen dari para juara dalam lomba menulis cerpen tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PW LTN NU Propinsi Lampung beberapa waktu lalu,” tambahnya.
“Semoga hadirnya buku ini dapat menjadi hidangan sekaligus penyejuk ditengah hiruk pikuk dan panasnya suhu politik ditanah air ini. Selain itu hadirnya buku ini juga sebagai bentuk komitmen dan eksistensi PWNU Propinsi Lampung yang dalam hal ini dibawah Lembaga PW LTN NU Propinsi Lampung dalam bidang literasi, juga khasanah keilmuan. Ber -NU itu bukan cuma politik saja yang diributkan, tapi menghasilkan karya seperti ini juga harus diperhatikan oleh NU,” tutup tutup alumni Pesantren Al Hikmah Benda Sirampog Brebes Jawa Tengah ini.
“Buku ini adalah hasil para peserta cerpen, sebanyak 26 penulis, lomba beberapa waktu lalu digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) nulampung.or.id, ke 4, laman resmi PWNU Provinsi Lampung yang dikelola oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU)” tutupnya.
Berikut nama-nama para penulis Cerpen dalam buku Ustaz Miring Kampung Kami (kumpulan cerpen) tahun 2019;
- Adam Yudhistira (Lampung) dengan judul “Sepatah Kata yang Hilang Dilahap Api”
- Riqqi Ramadhan (Sumenep, Jawa Timur) dengan judul “Sandal Keramat Kiai Khidir”
- Azri Zakikiyah (Pasuruan, Jawa Timur) dengan judul “Gus Walid”
- Rizki Andika (Karawang, Jawa Barat) dengan judul judul “Pak Serdam”
- Agus Kurniawan (Bandar Lampung) dengan judul “Ustad Miring Kampung Kami”
- Rofoki Asral (Sleman, Yogyakarta) dengan judul “Ra’”.
- Agus Salim (Sumenep, Madura) — Kanan Mati karena tidak Mau Naik Perahu.
- Ainul Mardiyah (Aceh) — Pasai Sudah, Menasah.
- Aksan Taqwein (Tangerang) — Doa Ali Sahab.
- Alfian Dippahaten (BTN Wesabbe, Makasar) — Mencintai Pembunuh.
- Annas Solahudin (Bojonegoro, Jawa Timur) — Sumur Tua dan Danau Kematian.
- Azwar (Tangerang Selatan) — Seorang Laki-laki dan Perempuan dari Masa Lalu.
- Dewi Purwaningrum (Ponorogo, Jawa Timur) — 3 to 30.
- Erwin Setia (Bekasi) — Kau Pergi ke Sebuah Tempat yang Tak Seorang pun Perlu Tahu.
- Faiz Aditya Akhyar (Banyumas, Jawa Tengah) — Kopiah Kiai Dullah.
- Fajar Mesaz (Mesuji, Lampung) — Barangkali Dia Bukan Pelacur.
- Arif Budiman (Kudus, Jawa Tengah) — Kuda Putih di Ritus Kenabian.
- Marlia Alvionita (Lampung Tengah, Lampung) — Lonceng Perdamaian
- Novi Giyanti (Bandar Lampung) — Tetesan Embun
- Nurmala Arfany Arista (Bandung, Jawa Barat) — Celah Gelap
- Royan Julian (Pamekasan, Madura) — Tiga Kemarau Syekh Rabb
- Saifudin (Guluk-Guluk, Madura) — Lubang Kecil Persegi Empat
- Siti Rahayu Fadilah (Bandar Lampung) — Setitik Cahaya dalam Surau
- Theopilus Yudhi (Karanganyar, Jawa Tengah) — Gus Khomarudin
- Ulil Amri (Pesawaran, Lampung) — Burung Bondol dan Seorang Teman Kecil
- Yunita (Jakarta)– Hikayat Syekh Jalaludin dan Demang Tunggul Itam
Yang ingin memesan bisa menghubungi sahabat Sunarto, nomor handphone : 085742008537. (Akhmad Syarief Kurniawan)
