Bandar Lampung: “Menolak bentuk NKRI dengan demokrasi Pancasila saat ini adalah kemunduran sejarah. Padahal sejarah itu harus maju”, demikian dikatakan Ketua Umum ICMI Orwil Lampung, Dr. Yusuf Barusman dalam sambutannya pada Multaqa Ulama, Cendekiawan Muslim dan Tokoh Lintas Agama di Hotel Novotel Bandarlampung, petang kemarin (20/05/2019).
Dihadapan ratusan tokoh agama, anggota forkopimda provinsi dan Walikota Bandarlampung yang juga hadir, pria yang juga akademisi ini menegaskan bahwa setelah ratusan tahun bangsa ini dijajah oleh bangsa lain barulah muncul tokoh-tokoh pemuda yang memikirkan bahwa memerdekakan bangsa yang beragam suku, budaya dan bahasa membutuhkan persatuan.
“Indonesia memang dilahirkan oleh keberagaman” tegasnya.
Pada perhelatan yang digelar MUI Lampung ini Yusuf menyampaikan apresiasinya kepada MUI bahwa multaqa menjadi momentum yang tepat menghadapi situasi pasca pemilu bulan lalu terlebih bertepatan demgan hari kebangkitan nasional.
“Multaqa ini sebuah momentum yang tepat menghadapi situasi pasca pemilu, apalagi diselenggarakan bertepatan dengan peringatan hari kebanhkitan nasional”, terangnya.
Dalam pemikirannya Yusuf menyayangkan bahwa media nasional belakangan ini lebih banyak menyiarkan apa yang terjadi di Jakarta dengan segala keruwetan perpolitikannya padahal banyak daerah di luar Jakarta yang kondusif pasca pemilu ini.
“Saat ini media lebih sering meliput Jakarta dengan segala keruwetan perpilitikannya. Seolah Indonesia hanya Jakarta. Padahal banyak daerah lain yang lebih kondusif”, ungkapnya.
Menurutnya, proses demokrasi adalah untuk membangun peradaban maka demokrasi harus dijalankan sesuai dengan mekanisme yang sah secara hukum. Ia tidak rela apabila kembali terjadinya demokrasi jalanan.
“Demokrasi itu untuk membangun peradaban. Kita tidak rela jika demokrasi di negara ini kembali pada demokrasi jalanan”, pungkasnya. (Johan)