FGD MPR RI, Dr. Siti Mahmudah, M.Ag Jelaskan “Peran Gerakan Revolusi Mental dalam Membangun Etika Sosial dan Budaya di Era Revolusi Industri 4.0”

Share :

Bandar Lampung: Badan pengkajian MPR RI menggelar Fokus Group Discussion (FGD) dengan civitas akademika UIN Raden Intan Lampung, pada Senin (22/4/2019) di Swiss Bell Lampung.

Acara tersebut terkait akan diterbitkannya Jurnal Majelis MPR RI, karenanya Badan Pengkajian MPR RI bekerjasama dengan penulis-penulis civitas akademika UIN Raden Intan Lampung guna tulisannya akan dimasukkan ke dalam Jurnal Majelis MPR RI tersebut.

Berlangsungnya acara, para penulis civitas akademika UIN memaparkan hasil tulisannya berdasarkan tema “Membangun Etika Sosial dan Budaya” yaitu antara lain tulisan dari Prof. Hj. Nirva Diana, M.Pd., Dr. Hj. Erina Pane, M.H., Dr. Siti Mahmudah, M.Ag., Dr. Efa Rodiah Nur, M.H., Dr. H. A. Kumedi Ja’far, S,Ag., M.H., Dr.Alamsyah, M.Ag., Dr. KH. Khairuddin Tahmid, M.H., Dr. Liky Faizal, S.Sos, M.H., Dr. Idrus Ruslan, M.Ag, dan Dr. KH. Abdul Syukur,M.Ag. Serta turut hadir Prof. Wan Jamaluddin, M.A.g., mewakili Rektor UIN Raden Intan dan juga anggota Badan Pengkajian MPR, Endro Suswantoro Yahman.

Dalam tulisan Dr. Siti Mahmudah, M.Ag yang berjudul “Peran Gerakan Revolusi Mental dalam Membangun Etika Sosial dan Budaya di Era Revolusi Industri 4.0” ini menjelaskan bahwa di era revolusi industri 4.0 di Indonesia zaman sekarang telah diberi stigma negatif terkait dengan banyaknya oknum yang menyalahgunakan media sosial untuk menyebarkan berita-berita hoaks dan fitnah.

“Era revolusi industri 4.0 diberi stempel sebagai zaman hoaks dan fitnah. Alasannya bahwa era digitalisasi telah dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk berlomba-lomba menciptakan hoaks terbaik, dan menviralkan hoaks seluas-luasnya,” jelasnya.

Dr. Siti Mahmudah, M.Ag mencontohkan yang telah dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, pada 3 Oktober 2018 yang mengaku sebagai pencipta hoaks terbaik, dan menghebohkan sebuah negeri, yaitu Indonesia. Ini merupakan gambaran dari kondisi mental masyarakat yang sakit dan perlu pengobatan secara total dan serius.

Kemudian, ide Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang pernah dicanangkan oleh Presiden Jokowi, semasa beliau mencalonkan diri sebagai cawapres pada tanggal 10 Mei 2014 lalu perlu dijadikan program prioritas di era revolusi industri 4.0 ini.

Menurutnya, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) bisa jadi tawaran solusi dalam rangka membangun etika sosial dan budaya, serta meluruskan kembali pemahaman para pemuda agar memiliki pemahaman yang tinggi dan rasional dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia zaman sekarang. (Hanivah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *