Agenda Rutin MWC dan Ranting NU Kemiling, Perkuat amaliah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyyah

Share :

Bandar Lampung: Majelis Wakil Cabang (MWC) dan Ranting NU se-Kecamatan Kemiling menggelar kegiatan Lailatul Ijtima’ di Masjid Nurul Huda Way Nangka, Pinang Jaya, pada Sabtu (2/3/2019) malam.

Kegiatan Lailatul Ijtima’ ini dilaksanakan secara rutin dan terjadwal yang diisi dengan berbagai kajian dalam rangka memperkuat amaliah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyyah.

Pada kesempatan kali ini, Kiai Musthofa, Wakil Ketua MWC NU Kemiling, memaparkan materi tentang Tafsir Surat Yasin.

“segala sesuatu ada hatinya sedangkan hati Al Qur’an adalah surat Yasin. Maka siapapun yang sedang menghadapi masalah atau bersedih dianjurkan membaca surat Yasin agar hatinya lebih tenang,” jelas Kiai Musthofa yang disimak oleh para jamaah yang hadir.

Kemudian, sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung, Kiai Habibul Muttaqin mengajak seluruh warga dan pengurus NU untuk secara kolektif menjalankan tiga pilar dalam ber-NU yakni harakah, fikrah dan amaliah.

Kiai Habibul Muttaqin juga mengingatkan pengurus dan warga NU harus sejalan dan memiliki gerak yang sama serta tidak terpengaruh kelompok lain yang merongrong pilar tersebut.

“Secara harakah (gerakan) warga dan pengurus NU  harus bergerak sesuai dengan cara NU. Gerakan NU yang baik adalah gerakan yang selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU. Siapapun bisa bergerak untuk NU. Bisa berjuang bersama struktural maupun hanya sebagai kultural,” ungkapnya.

Secara fikrah (pemikiran) lanjutnya, Nahdlatul Ulama senantiasa mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep tasammuh (toleran), tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang) dan ‘adalah (adil). Artinya, NU tidak condong pada pemikiran-pemikiran liberal ataupun pemikiran-pemikiran radikal,” ungkapnya.

Selanjutnya, secara amaliah (cara beribadah) menurutnya, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi Islam yang mengusung ideologi Aswaja serta menjaga kemurnian islam dengan berpegang pada Al-Qur’an, sunah Nabi, dan para sahabat dengan sanad keilmuan yang jelas.

“Dalam persoalan fiqih bermadzhab pada salah satu madzhab empat, yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali. Dalam beraqidah sesuai dengan aqidah Islam yang diajarkan Rasulullah yang sudah dikemas rapih dalam manhaj Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Dalam bertasawuf mengikuti pendapat-pendapat yang sudah dirumuskan oleh Imam Junaidi al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali,” jelas kiai Habibul Muttaqin yang juga sebagai Pengasuh Pesantren Nasihudin Bandar Lampung.

Sementara Rais Syuriyah Ranting NU Pinang Jaya yang juga pengurus Masjid, Kiai Amin Mustakim mengungkapkan, saat ini banyak kelompok yang mencoba menjauhkan warga NU dari ke tiga pilar tersebut. Sudah mulai ada warga NU yang beribadah menggunakan amaliah NU namun secara harakah tidak sejalan dengan NU.

“Jika amaliah NU sudah dilakukan tetapi masih membenci NU maka bagaikan orang yang suka terhadap suatu makanan tetapi membenci kepada yang memasak,” tandasnya memberi contoh. (Hanivah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *