Sinergitas NU dan Bangsa dalam Jiwa Generasi Muda

Share :

Surabaya: Seminar Nasional dalam rangkaian MUNAS (Musyawarah Nasional) V KMNU telah terselenggara di gedung PWNU Jawa Timur pada Jum’at kemarin. Pada seminar kali ini, hadir tiga pembicara hebat di bidangnya masing-masing. Prof. Masdar Hilmy, S.Ag., MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel 2018-2022 tampil memulai diskusi seminar bertema Bersinergi Menyongsong Masa Depan NU dan Bangsa dengan Menguatkan Karakter Santri dala Jiwa Generasi Muda. Jum’at (18/1/2019)

Menurut Prof. Masdar, NU dan generasi pemudanya harus bersinergi dan kuat menghadapi keterpaparan intelektual, teknologi, radikalisme serta terorisme. Perkembangan zaman saat ini harus segera direspons dengan cepat namun tetap bijak dalam menyikapi oleh kalangan pemuda khususnya pemuda NU untuk bertindak sebagai aktor penting dalam proses perubahan bukan menjadi obyek penderita. Ungkapan penting dari Prof Masdar mengenai hal ini, modernitas tradisi NU yaitu epistemologi, yang tetap harus dipegang oleh kaum Nahdliyin yang beraswaja.

Modernitas NU juga harus ditopang dengan membentuk wadah dakwah kampus khususnya di kampus umum yang relatif minim akan pengetahuan Islam. Dituturkan pula oleh KH. Maruf Khozin selaku Ketua Aswaja NU Center PWNU Jatim 2018-2023 di hadapan 300 orang pesreta seminar bahwa dakwah penting juga dilakukan melalui tulisan. Tulisan merupakan mulut kedua kita yang akan memberikan pengaruh besar kepada pembaca. Menurut Imam Mawardi, bila tulisan kita baik dan bermanfaat bagi orang lain, selalu itu pula pahala akan mengalir pada kita lanjut KH. Ma’ruf.

Dakwah perlu dilakukan dengan menilik hukum berdakwah bahwa ianya adalah hal yang fardhu kifayah dan generasi muda juga perlu ambil bagian. Tak lupa beliau juga mengucapkan selamat datang kepada 24 kader KMNU se-nasional dan seluruh peserta seminar nasional. Surabaya itu tempat lahirnnya NU. Semoga dengan silaturrahim ke sini, semangat kalian berkhidmah di NU bisa terisi kembali papar beliau.

Generasi muda sebagai aktor utama dalam menciptakan perubahan tentunya telah mengerti bahwa tantangan saat ini adalah kecepatan dalam merespons perubahan. Prof. Dr. Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 2009-2014, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa kita harus beradaptasi dan berinovasi untuk menjaga pertumbuhan NU secara organisasi dan kultur serta NU harus mencetak generasi muda yang profesional dan militan.

Wadah dakwah KMNU harus menjadi mesin kesejahteraan, kemartabatan dan nilai Aswaja An-Nahdliyah. Ada Penjelasan menarik oleh Prof. Nuh tentang siklus kehidupan NU, yang dijelaskan via kurva S. Posisi NU sejak awal didirikannya mengalami perkembangan, namun mendekati abad ke-8 mengalami masa kritis. Iika NU tidak diperjuangkan maka akan mengalami stagnasi dan penurunan. Akan tetapi faktanya saat ini NU berada pada kondisi akan bangkit menanjak sehingga kedepannya NU bisa menjadi lebih maju dan bermartabat. Penjelasan ini berkenaan dengan bonus demografi Indonesia yang perlu direspon oleh NU.

Satu hal menarik yang beliau sampaikan mengenai KMNU adalah KMNU itu creative minority and sustainable growth engine. Meskipun KMNU secara jumlah orang belumlah banyak, namun yang tergabung di KMNU ada mereka yang memiliki kompetensi dan kreatifitas. KMNU ada mesin pertumbuhan NU yang berkelanjutan yang kemudian disambut riuh tepuk tangan ratusan peserta. (Yunis/Panitia MUNAS V KMNU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *