Polda Lampung Ungkap Beberapa Penyebab Kerusakan di Masyarakat

Share :

Bandar Lampung: Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung baru saja menggelar acara Akademi Da’i Wasatiyah yang berlangsung sejak tanggal 13-15 Desember 2018, bertempat di wisma haji Lungsir. Acara ini berlangsung khiDmat dan sukses.

Dalam kegiatannya, acara ini diisi oleh beberapa pembicara, seperti Ketua Umum MUI Provinsi Lampung, Ketua PWNU Provinsi Lampung, Sekretaris MUI Pusat hingga Kasat Bimas Polda Lampung, AKBP Abdurachman Napitapulu.

Di kesempatan kali ini, AKBP Abdurachman menyampaikan materi tentang paham radikalisme dan beberapa penyebab kerusakan yang terjadi dimasyarakat akhir-akhir ini.

“Narkoba, radikalisme dan terorisme merupakan ancaman kerusakan terbesar bagi masyarakat kita di era sekarang ini, belum lagi ditambah cyber crime alias hoax. Bagaimana tidak, sudah banyak kita lihat dan dengar kasus dimana seseorang terjerat kasus hukum karena narkoba, bahkan aparat penegak hukumpun tak luput dari jerat hukum,” jelas AKBP Abdurachman.

Ia juga menyampaikan, bagaimana sinkronisasi antara penegak hukum dan pelaku kejahatan yang tidak seimbang, artinya belum cukup banyak pengaruh yang bisa dihasilkan dari banyaknya penegak hukum itu sendiri, bekerjasama dengan Babinsa, Babinkamtipnas hingga kepala desa. Polri mengharapkan sinergi yang cukup signifikan untuk mengatur kerukunan beragama di daerah pelosok desa, terutama yang sulit dijangkau oleh kepolisian di pusat kota.

“Ada sekitar 1592 dari sedikitnya 2000 desa yang ada di Provinsi Lampung, dan itu harus kita jaga ketertibannya. Jadi, polri tidak hanya bekerjasama dengan satu dua pihak, melainkan banyak pihak seperti ulama dan ustad/ustadzah yang ada di Provinsi Lampung, sehingga tidak hanya perilaku menyimpang saja yang terkendali, melainkan perilaku spiritualis juga terkendali,” tambah AKBP Abdurachman.

Ia juga mengungkapkan belum lama ini Kapolda Lampung mengeluarkan ISPN yang menegaskan bahwa seluruh anggota polri yang seorang muslim wajib meninggalkan seluruh kegiatan saat adzan berkumandang, dan harus bergegas untuk shalat lima waktu tepat pada waktunya.

“Sehingga Polri juga bisa jadi panutan masyarakat pula, bahwa bertugas tidak boleh lalai dalam beribadah,” ujarnya. (Thiara Pareza/Abdul Qodir Zaelani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *