Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Paparkan Kontribusi PAI dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Share :

Bandar Lampung: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung menggelar Seminar Nasional bertemakan “Kontribusi Pendidikan Islam dalam Paham Radikalisme, Sekuralisme, dan Komunisme”.

Acara seminar ini adalah acara seminar ke dua yang dilaksanakan jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Raden Intan Lampung dan langsung dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. H. Syaiful Anwar, M.Pd Wakil Rektor 3 UIN Raden Intan Lampung.

Seminar Nasional tersebut diadakan di GSG fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, pada Kamis (15/11/2018) pukul 13.00 wib.

Seminar Nasional ini dihadiri Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd. I (Dekan FTK UIN Raden Intan Lampung), Dr. Imam Syafe’i, M. Ag (Ketua Jurusan PAI), Kombes Pol Drs. John Soeroto (Dir Dinmas Polda Lampung), Prof. Dr. H. Muhibbin Syah, M. Ed (Guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung), serta jajaran Dosen Pendidikan Agama Islam UIN Raden Intan Lampung.

Tujuan seminar nasional ini sebagai bekal bagi calon Sarjana Pendidikan Agama Islam agar mampu menanamkan pemahaman-pemahaman bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan yang mempunyai prinsip Bhineka Tunggal Ika. Dapat merajut dalam bingkai Pendidikan Agama.

Dalam sambutannya, Dr. Rijal Firdaus, M. Pd., sebagai ketua panitia menyatakan berdasarkan penelitian bahwa pada 2017 terdapat 39% mahasiswa yang terkena paham radikalisme. Kampus sangatlah rentan terhadap paparan paham radikalisme, mereka setuju dengan tegaknya Khilafah.

“Dan tujuan seminar ini untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa agar dapat sedini mungkin menghindari paham radikalisme,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Seminar Nasional ini di hadiri narasumber Prof. Dr. H. Muhibbin Syah, M. Ed selaku tuan guru besar UIN Sunan Gunung Djati.

Prof. Dr. H. Muhibbin Syah, M. Ed memaparkan beberapa kontribusi Pendidikan Agama Islam terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pertama, menghasilkan output yang berperan serta secara aktif memerdekakan Indonesia. Kedua, menghasilkan output yang berperan serta secara aktif mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dan ketiga, menghasilkan output yang berperan serta secara aktif dalam mengisi kemerdekaan dan memelihara keutuhan NKRI,” jelas Prof. Dr. H. Muhibbin Syah, M. Ed. (Sa’adatur Ramah/Abdul Qodir Zaelani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *