Semangat Pemuda yang Mendeklarasikan Persatuan dalam Meraih Kemerdekaan

Share :

Pesawaran: Perkemahan santri dan pelajar yang digelar oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional ke-4, serta pelantikan Pengurus Cabang Ipnu Ippnu kemudian memperingati Hari Sumpah Pemuda, diadakan di Desa kresno widodo, Tegineneng, Pesawaran, pada 26-28 Oktober 2018.

Perkemahan diisi dengan berbagai cabang perlombaan, diantaranya LCT Keislaman dan Kebangsaan, lomba puisi keagamaan, Hasta Karya, Mars Ipnu Ippnu,  Mars Syubanul Wathon, dan Tilawatil Qur’an.

Perkemahan berakhir pada Minggu (28/10/2018) dengan  prosesi penutupan berupa rangkaian upacara peringatan hari sumpah pemuda dan pengumuman hasil lomba, serta pembagaian piala dan seritifikat.

Dalam upacara sumpah pemuda, Ahmad Nur Fuady selaku ketua PC Ipnu sebagai pembina upacara memberikan amanat untuk meneladani semangat perjuangan pemuda yang mendeklarasikan persatuan untuk berjuang bersama dalam meraih kemerdekaan.

“Mari kita pelajari sejarah agar kita tidak mudah dipecah belah oleh isu-isu yang banyak berisi hoax dengan berbaju syariat islam yang menganggap pancasila thoghut, dan NKRI thoghut. Sedang pada kenyataanya Pancasila sudah final, dan NKRI adalah harga mati yang telah dirumuskan oleh para pendiri negara ini, yang mana didalamnya juga mayoritas beragama Islam,” jelas Fuady.

“Bahkan tidak diragukan lagi dengan adanya kyai Wahid Hasyim dari tokoh muda NU yang ikut merumuskan Piagam Jakarta sebagai  cikal bakal sila-sila pancasila. pancasila sudah diambil dari intisari Al-Qur’an, fakta yang sesuai dengan syariat islam dan universal dapat diterima oleh seluruh masyarakat beragama,” sambungnya yang juga ketua PC Ipnu Pesawaran.

“Jaga persatuan lawan berita hoax, dan terus belajar sejarah perjuangan negeri ini, serta belajar mendapatkan ilmu untuk berjuang mengisi kemerdekaan dan meraih ketaqwaan dengan perjuangan yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat Indonesia,” tambah Fuady.

Fuady juga berpesan bagi peserta lomba untuk tetap belajar, berusaha dan berdoa untuk meningkatkan iman dan taqwa.

“terkait perlombaan pada perkemahan, yang kalah jangan berkecil hati dan yang menang jangan sombong. Fastabiqul khoirot,  berlomba-lombalah dalam kebaikan,  tetap belajar,  berusaha dan berdo’a untuk meningkatkan iman dan taqwa,” tambahnya lagi.

Tujuan dari rangkaian acara perkemahan santri dan pelajar ini juga guna napak tilas perjuangan para kyai, ulama dan santri yang telah terlebih dahulu sebelum kita. Karena do’a beliau kita semua dapat  merasakan berkahannya dan patut bersyukur dengan cara ikut serta memperingati hari santri nasional. (Fika/Hanivah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *