Kuatkan Spirit Nasionalisme PC IPNU IPPNU Pesawaran Gelar Kemah Santri dan Pelajar

Share :

Pesawaran: Perkemahan santri dan pelajar yang digelar oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional ke-4, serta pelantikan Pengurus Cabang Ipnu Ippnu kemudian memperingati Hari Sumpah Pemuda, diadakan di Desa kresno widodo, Tegineneng, Pesawaran, pada 26-28 Oktober 2018.

Perkemahan diisi dengan berbagai cabang perlombaan, diantaranya LCT Keislaman dan Kebangsaan, lomba puisi keagamaan, Hasta Karya, Mars Ipnu Ippnu,  Mars Syubanul Wathon, dan Tilawatil Qur’an.

Adapun peserta berasal dari kalangan santri dan pelajar, mencakup beberapa sekolah dan pondok pesantren diantaranya yaitu, Ponpes Sunan Kalijaga Karangrejo, Perguruan Tinggi Diniyyah Putri, MTs Qomarul Hidayah, SMK Islam Adiluwih, MTs At-taqwa, MTs Roudhotul Huda Al-islamy, dan MA Roudhotul Huda Al-islamy.

Perkemahan di hari kedua, diisi dengan senam pagi, jalan sehat dan sosialisasi Ipnu Ippnu oleh PW Ipnu Ippnu Lampung. Kemudian berlangsung kegiatan lomba dengan berbagai cabang perlombaan, pada sabtu (27/10/2018).

Perkemahan berakhir pada Minggu (28/10/2018) dengan  prosesi penutupan berupa rangkaian upacara peringatan hari sumpah pemuda dan pengumuman hasil lomba, serta pembagaian piala dan seritifikat.

Sekretaris pelaksana Abdul Miftachuddin memberikan pesan, bahwasannya kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari para ulama dan santri.  Karena memang tidak hanya tentara yang berperang melawan penjajah,  akan tetapi banyak ulama dan santri yang tercatat ikut serta dalam beperang melawan penjajah dimuka bumi ini.

“Untuk itu, PC Ipnu Ippnu Pesawaran mengadakan perkemahan santri dan pelajar guna untuk memeriahkan Hari Santri Nasional kabupaten Pesawaran.  Yakni,  agar santri tetap konsisten menjaga perdamaian, keseimbangan, dan selalu mengawal kokohnya negara kesatuan Republik Indonesia,  terutama untuk mengingat kembali sejarah Resolusi Jihad yang dicetus oleh pendiri NU KH.  Hasyim Asy’ari,  pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya.  Guna mencegah kembalinya tentara Kolonial Belanda yang mengatasnamakan NICA,” ujar Miftachuddin.

“Perkemahan ini juga diselenggarakan sebagai ajang ukhuwah islamiyah dan lomba bagi santri maupun pelajar,  dan merupakan wadah untuk penambah wawasan, meningkatkan rasa pengabdian untuk masyarakat, serta ditujukan untuk menguatkan spirit nasionalisme, dan cinta tanah air. Mari rapatkan barisan, cegah perpecahan, maka Bersama Santri Damailah Negeri,” tambah sekretaris pelaksana. (Fika/Hanivah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *