Pringsewu: Abdul Qodir Zaelani, SHI.MA., sebagai salah satu pemateri Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jurnalistik Hari Santri Nasional 2018 Tingkat Kabupaten Pringsewu yang dilaksanakan di Kampus STMIK Pringsewu, pada Sabtu (13/10).
Abdul Qodir Zaelani yang juga selaku Pemred MUI Lampung Online mengajak supaya medsos dijadikan sarana kebaikan bukan ujaran kebencian apalagi membuat dan mengshare berita bohong (hoaks).
Ia menjelaskan, era saat ini manusia tidak hanya bisa menfitnah langsung secara lisan. Akan tetapi dengan tulisan-tulisan yang dibuat dan disebarkan di media sosial, berisi kalimat-kalimat negatif menjatuhkan, orang bisa melakukan tindakan yang sangat dilarang agama Islam ini. Selain itu, saat ini orang juga bisa dengan gampangnya membuat berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian lainnya untuk kepentingan sendiri atau kelompok.
Dihadapan peserta diklat jurnalistik, Pemred MUI Lampung Online ini mengajak untuk memerangi berita bohong dan ujaran kebencian dengan serta memberi pencerahan bagi masyarakat awam.
“Saat ini masyarakat sudah gampang sekali mengakses informasi melalui gadget yang sudah menjadi teman sehari-hari. Jurnalis muda harus ikut memberikan pencerahan kepada masyarakat semisal dengan cara mendeteksi mana berita hoaks dan mana bukan agar masyarakat paham,” kata Abdul Qodir Zaelani yang juga akrab disapa AQJ.
AQJ juga berpesan dalam bermedsos agar dijadikan sebagai sarana kebaikan yang dapat menginspirasi seseorang ke arah yang lebih baik.
“Maka jadikan medsos sebagai sarana kebaikan. Tulislah dalam medsos kalimat kalimat positif yang dapat menginspirasi dan menggugah seseorang untuk bergerak ke arah lebih baik,” pesannya.
AQJ mengarahkan bahwa medsos juga bisa dijadikan sarana pengembangan potensi dan skill.
“Gunakan medsos juga sebagai sarana mengembangkan potensi dan skill diri seperti mengupload karya sastra, puisi, cerpen, ataupun reportase hasil dari pengalaman atau perjalanan positif yang bisa dibagi kepada sesama,” kata AQJ.
“Atau bisa juga mengembangkan potensi jurnalistik. Hasil jurnalistik yang kita dapatkan, bisa kita share ke dalam medsos kita,” tambahnya.
Masih menurutnya, dalam bermedsos juga harus bijak dalam memilah dan memilih berita yang benar, jangan asal mengshare berita yang belum jelas sumbernya karena itu akan membawa dampak yang tidak baik bagi orang lain.
“Dalam bermedsos juga kita perlu bijak. Jika berita yang kita dapatkan, belum jelas sumbernya, alamat sumbernya bukan dari media mainstream, tanggal beritanya sudah kadaluarsa, maka jangan dishare,” jelasnya.
“Jika ternyata berita itu benar, baik untuk kita, namun tidak baik dan tidak bermanfaat bagi orang lain, sebaiknya tidak perlu dishare. Tapi jika berita itu benar adanya, baik dan bermanfaat untuk kita dan orang lain, maka silakan untuk dishare,” tambahnya. (Siti Hanivah)