Silatul Afkar, MAZHAB KIYAI Sebagai Identitas Gerakan
Oleh: Arif Suhaimi
Di penghujung ramadhan, Pengurus Cabang, bersama alumni dan warga PMII lampung selatan menyambungkan silaturrahmi untuk mereformulasikan dan menegaskan langkah solutifnya didalam melihat kontestasi ideologi, sebagai pondasi dasar dan menjadikannya sebagai ” identitas gerakan”.
Dimana kita meletakkan madzhab kiyai sebagai frame dan identitas gerakan ?
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita bicara sedikit tentang spiritualitas mengubah segala sesuatu ke kondisi kesadaran.
Seluruh esensi kerja spiritualitas adalah bahwa, ia mengubah kesadaran dan menghasilkan perubahan segala sesuatu dan bentuk, segala sesuatu adalah bentuk kesadaran atau energi yang termanifestasikan. Konsep realisasi kesadaran spiritual ini adalah menurunkan ide-ide spiritual kebentuk fisik yang bisa diraba dan kasar. Bentuk fisik yang bisa terjangkau oleh perangkat indera manusia. Demikian yang di paparkan oleh sahabat arif suhaimi, saat diskusi sebagai upaya untuk menyamakan persepsi.
Kita menyadari bahwa tantangan semakin berat, dan kontestasi ideologi atau yang biasa kita pahami sebagai “Isme”, menjadi konsepsi untuk pertarungan. Sementara putaran roda zaman sedemikian kuat dan mendorong untuk menempatkan agama ( Spiritualitas ) sebagai kebutuhan sekunder.
Amat sedikit ruang dan waktu yang diberikan bagi kita untuk merenungkan lebih mendalam bahwa dirinya adalah seorang makhluk Tuhan yang beragama dan sebenarnya hanya memiliki satu tugas, yakni ; Beribadah.
Renungan akan makna spiritualitas dapat diperoleh dengan cara menemukan metode, alat dan perlengkapan yang di perlukan serta tekun meniti metode yang di jalaninya. Sehingga kita benar-benar berada dalam pandangan dan bimbingan ilahi, keterikatan membuat tidak ada lagi alasan, apalagi berandai-andai untuk menemukan dalih dan bukti untuk memutuskan keterikatan hati dengan penciptanya.
Pengarahan semangat diri dan pengarahan segenap kehendak pada Allah itu terus di pandu dab tercermin oleh seorang Guru atau kiyai.
Oleh karena itu, bentuk perjuangan yang di lakukan baik struktur maupun culture dapat mengamalkan dan menjalani tirakatan sebagai amalan ubudiyyah secara istiqamah, seperti yang pernah di contohkan oleh Guru, Kyai, dan Ulama sepuh kita.
Sebagai konsekwensi menjadi kader Pergerakan yang berhaluan Ahlu Sunnah Waljama’ah.
Semoga pergerakan ini selalu dalam keberkahan
Demikian terang Arif suhaimi di penghujung perjumpaan.