Lampung Tengah: Seharusnya negara ini punya hutang budi dengan pondok pesantren, dalam hal ini peran Kiai dan santri dalam proses kemerdekaan, lebih-lebih pra kemerdekaan. Mereka telah berkorban berupa materi dan bahkan hingga nyawa dipertaruhkan, maka, jangan meremehkan peran santri, santri yang ada di republik ini karena mereka sudah teruji sebelum merdeka.
Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Tengah Kiai Imam Kastolani dalam agenda bedah buku “Santri dan Pendidikan Politik” sekaligus Sosialisasi Pemilu untuk Pemilih Pemula, di Aula Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (1/5/2018) siang.
“Santri jaman now selain telah bergumul dan menguasai dengan Kitab-kitab Kuning juga dituntut peka dengan suasana kebatinan bangsa ini. Kiprah santri tidak hanya dalam ranah keagamaan saja, santri diharapkan mampu dan cakap dalam bidang ekonomi, budaya, pendidikan, politik, teknologi, dan garapan sosial lainnya”, imbuh alumnus Pascasarjana UIN Raden Intan Bandar Lampung ini.
Ketua KPUD Kabupaten Lampung Tengah, Budi Hadi Yunanto, dalam sesi berikutnya menyampaikan, kiprah santri atau pemuda hari ini harus aktif, jangan pasif, momentum tahun politik menjelang Pilgub dan tahun depan Pileg, Pilpres ikutlah berpartisipasi, jangan apatis/pesimis atau golput.
“Warga masyarakat yang tidak peduli dengan keadaan negaranya berarti dia tidak cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau tidak cinta dengan tanah airnya, padahal pesan ulama kita bahwa, cinta tanah air adalah sebagian dari iman (hubbul wathan minal iman)”, tutup alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Kota Metro sekaligus mantan Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Metro ini.
Wakil Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Kabupaten Lampung Tengah, Rahmat Basuki, menyampaikan, mengajak para santri, pelajar dan mahasiswa untuk terus memperbanyak membaca referensi dan memperkaya wacana ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan kebangsaan.
“Tuangkanlah ide-ide, gagasan sahabat-sahabat dalam bentuk tulisan. Yakinlah yang abadi itu adalah karya yang tertulis. Tidak sedikit para Ulama, Kiai, tokoh-tokoh Nahdalatul Ulama di Republik ini yang mana tulisannya menjadi referensi di mimbar-mimbar kampus, pesantren dan perpustakaan dan bahkan hingga ke dunia internasional” tutup alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Bedah buku ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Tengah bekerjasama dengan Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama dan stakeholder, antara lain: PC GP Ansor Kabupaten Lampung Tengah, PC IPNU Kabupaten Lampung Tengah, PC IPPNU Kabupaten Lampung Tengah, KPUD Kabupaten Lampung Tengah dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah.
Hadir dalam agenda bedah buku “Santri dan Pendidikan Politik” antara lain; Sekretaris PCNU Kabupaten Lampung Tengah H. Ahmad Wagimin, Editor buku “Santri dan Pendidikan Politik” Ila Fadilasari, Ketua STIS Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah Kiai Andi Ali Akbar, Ketua PC IPNU Kabupaten Lampung Tengah Andi Sobihin, PC IPPNU Kabupaten Lampung Tengah Sinta Nurbaiti, Muslimat NU, Fatayat NU, PC Lakpesdam NU Kabupaten Lampung Tengah, PC PMII Kabupaten Lampung Tengah, puluhan santriwan-santriwati Pondok pesantren Darusy Syafa’ah Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah. (Akhmad Syarief Kurniawan)