Rektor UIN Raden Intan: NU Harus Bisa Jadi Payung dan Ragi

Share :

Metro: Menghadapi tantangan zaman ke depan yang semakin kompleks saat ini, NU harus bisa menjadi pengayom dan pemersatu serta memberikan warna dalam setiap perubahan yang ada dalam masyarakat. Jangan sampai jamiyah NU yang besar dengan jamaah yang banyak, ikut arus dan dimanfaatkan oleh kelompok lain untuk kepentingan mereka.

Hal ini disampaikan oleh Mustasyar PWNU Muhammad Mukri yang juga Rektor UIN Raden Intan Lampung saat memaparkan kondisi ideal NU di masa yang akan datang pada acara prakonferwil yang dilaksanakan di Kampus Institut Agama Islam Ma’arif NU Kota Metro, Sabtu (17/2) malam.

“NU harus bisa menjadi payung dan ragi. Payung itu melindungi dari panas dan hujan. Ragi memberikan perubahan dalam makanan. NU harus mampu melindungi umat serta memberikan warna kepada umat. NU harus mampu hadir seperti itu,” katanya.

Pada kesempatan tersebut juga ia memaparkan hal serius yang harus diperhatikan oleh NU saat ini yang menjadi permasalahan bangsa. Di antaranya adalah fenomena mewabahnya hoaks, radikalisme dan berkembangnya sikap intoleran yang bukan merupakan tipikal Nahdlatul Ulama.

“DNA NU adalah Islam moderat,” tegasnya seraya mengingatkan bahwa di era cyberwar saat ini sikap radikal dan intoleran harus dilawan dengan aktif berbicara tidak dengan diam saja.

Penguatan pendidikan kepada para generasi penerus bangsa menurutnya sangat vital. Secara kuantitas, pendidikan di jamiyah NU sudah banyak. Yang perlu diperhatikan menurutnya adalah kualitas dari pendidikan di bawah naungan NU.

“Untuk mengubah dan menaikkan kasta generasi anak anak NU tidak ada pilihan lain kecuali pendidikan yang berkualitas. Belajar, belajar, belajar. Iqra, wasjud, waqtarib, (bacalah, bersujud maka kita akan dekat dengan Allah),” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *