Didik Generasi Diera Medsos Dengan Optimisme

Share :

 

Bandar Lampung: Di era modern saat ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi sangat cepat seolah tanpa batas waktu dan ruang, Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung KH Ahmad Bukhari Muslim mengajak umat Islam untuk berupaya mendidik para generasi muda penerus peradaban, dengan sikap optimis.

“Ciptakan generasi yang optimis. Jangan ditakut-takuti dengan memposting hal-hal yg mencemaskan. Cukup sudah, banyak diantara kita yang galau lantaran dicekoki analisa-analisa masa depan yang tidak pasti,” tegasnya melihat fenomena pengguna medsos yang tidak bisa menyaring informasi dan dapat mempengaruhi pola fikir dirinya sendiri serta generasi bangsa.

Ia meniliai saat ini sudah mulai bermunculan pengguna medsos seperti facebook, WA dan sejenisnya yang memiliki pola fikir pesimis dalam berbangsa dan bernegara.

“Banyak generasi muda kita tidak lagi sanggup berpikir sehat dan bijak, ingin jalan pintas, praktis karena mereka selalu dapat asupan pesimisme, termasuk dalam melihat masa depan Indonesia tercinta,” terangnya, Ahad (28/1/18).

Hal ini tentunya akan sangat merugikan keberlangsungan kehidupan karena nantinya yang ada dalam fikiran mereka adalah egois dan depresi.

“Pilihan mereka ada dua menjadi arogan, merasa paling benar, yang lain salah, memaksakan kehendak, intoleran dan Eksklusif, murung, ketakutan, putus asa. Kasihanilah mereka,” katanya.

Fakta dalam kehidupan sehari-hari memang sudah mulai nampak sesuai dengan apa yang ditegaskan oleh Dosen UIN Raden Intan Lampung ini. Di group-group media sosial sering terjadi perselisihan yang mengakibatkan terpecah belahnya ukhuwah baik ukhuwah islamiyyah, ukhuwah basyariyah maupun ukhuwah wathaniyah.

Banyak pengguna medsos yang tanpa saring dalam sharing informasi dan tidak memahami yang diperoleh dari media secara komprehensif. Hal ini harus menjadi perhatian tersendiri khususnya bagi para ulama dan cendikiawan muslim. Ulama harus mampu meluruskan dan menjadi pencerah mewabahnya share tanpa care (membagi tanpa hati-hati).

Ulama harus mampu memberi teladan terbaik bagi umat diera saat ini karena tindakan akan lebih dicontoh daripada seribu ucapan. (Muhammad Faizin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *