Bandar Lampung: Tokoh agama Bandar Lampung, berkomitmen memperkuat toleransi dan menjaga NKRI. Komitmen tersebut terungkap pada saat acara Sarasehan Tokoh Agama Bandar Lampung yang diselenggaran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung di Samar Scout Rajabasa, pada Jumat (15/12/2017).
Sairul Basri, M.Pd.I., perwakilan tokoh Islam menyatakan bangsa Indonesia berpotensi dipecah belah, salah satunya melalui media sosial, yang dapat menggiring pemikiran seseorang, di antaranya adalah penyebaran berita hoax.
“Selain berita hoax, yang dilakukan adalah membuat seseorang militan dalam beragama. Jika militansi masing-masing agama menguat, akan mudah dibenturkan. Karenanya, perlu memperkuat toleransi antar umat beragama, dan menanamkan nasionalisme pada semua elemen bangsa mulai usia dini,” ujarnya saat menyampaikan pendapatnya di hadapan puluhan tokoh agama Bandar Lampung.
Sementara itu, perwakilan tokoh agama Hindu, Ketut Sudamo menyatakan bahwa komunikasi menjadi kunci penting dalam membangun toleransi, tanpa komunikasi, toleransi tidak akan terjadi.
“Dalam memperkuat toleransi diperlukan komunikasi antar umat beragama. Karena pada dasarnya dalam diri manusia ada tiga komunikasi yang dapat menenteramkan dan mendamaikan jiwa manusia, yakni komunikasi kepada tuhan, manusia, dan lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Deddy Chandra, perwakilan tokoh agama Budha menyatakan bahwa memperkuat toleransi beragama merupakan hal penting dalam berbangsa dan bernegara. Menurutnya, hal yang paling mudah dibenturkan di Indonesia adalah persoalan agama. “Maka menjalin komunikasi antar umat beragama, dan berbagi serta bersatu dalam event event tertentu merupakan bagian dari titik tolak keberlangsungan umat beragama,” jelasnya.
Perwakilan tokoh agama Katolik, Agus Warso menegaskan juga jangan sampai nuansa keagamaan masuk ke dalam ranah politik. “Jangan sampai pengaruh politik internasional masuk ke dalam politik keagamaan nasional. Kalau tidak hati-hati, akan terjadi konflik. Maka saling membantu dan menjalin sikap kemanusiaan yang berketuhanan perlu dijunjung tinggi dan menjadi acuan dalam berbangsa dan bernegara,” tegasnya.
Siska, perwakilan tokoh Protestan menyatakan terkadang dalam bermasyarakat, cenderung dipolakan melalui perbedaan agama. “Karena itu, sejatinya tokoh-tokoh agama membuat satu kegiatan bersama-sama di tempat tinggal masing-masing untuk menyatukan keragaman dalam kerukunan, tanpa melihat latar belakang agama. Kita perlu melayani masyarakat melalui kebersamaan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Bandar Lampung, Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag menyatakan sesama anak bangsa harus terus memupuk toleransi dan kebersamaan, dan harus terus menjauhi kebencian.
“Tidak ada satu agamapun mengajarkan kebencian. Kalaupun ada, berarti tidak ada nurani. Dalam diri kita ada satu kesamaan, yakni sama-sama memiliki sifat adil, kasih sayang, dan sifat-sifat tuhan lainnya. Karenanya, sifat-sifat tuhanlah yang perlu kita kembangkan terus antar sesama anak bangsa. Saling mengasihi, menyayangi dan toleransi antar agama merupakan bagian dari sifat-sifat ketuhanan”, ujarnya pada saat menyampaikan gagasan-gagasannya di forum Sarasehan Tokoh Agama Bandar Lampung. (Abdul Qodir Zaelani)