Bandar Lampung: Setelah lebih kurang 42 hari melaksanakan Perjalanan Ibadah Haji ke Tanah Suci Makkah, Ketua Umum MUI Lampung KH. Khairuddin Tahmid dan Rektor UIN Lampung Prof. Muhammad Mukri yang berada dalam kloter 31JKG akan kembali dan tiba di tanah air pada Jumat (22/9/2017).
“Di perkirakan, Jumat pukul 23 00 WIB, Rektor UIN dan Ketum MUI Lampung beserta jamaah kloter 31 Jkg tiba di Asrama Haji Raja Basa,” demikian keterangan yang diberikan salah satu Tim Pendamping Haji Daerah (TPHD) Provinsi Lampung H. Suryani M Nur kepada MUI Online via Handphone langsung dari Makkah, Kamis (21/9/2017).
Selama rangkaian pelaksanaan Ibadah Haji di Tanah Suci, kedua tokoh Lampung ini berperan vital dalam mendampingi dan mengarahkan para Jamaah Haji khususnya di kloter 31 tersebut. “Kedua tokoh ini banyak membimbing Jamaah Haji lainnya dan puncaknya pada Wukuf di Arafah, Prof. Mukri didaulat sebagai Khotib pada khutbah Wukuf,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Suryani yang merupakan Wakil Ketua MUI Lampung ini, juga menjelaskan dengan detail rangkaian Ibadah Haji yang dilaksanakan kedua tokoh Lampung ini bersama Jamaah lainnya.
“Setelah di Makkah Al-Mukarromah, melaksanakan berbagai aktifitas ibadah, di mulai umroh wajib atau haji, kemudian wukuf di Arafah, Mabid di Muzdalifah dan melempar jumrah di Mina, kegiatan ibadah dilanjutkan dengan Thawaf Ifadhoh dan diakhiri dengan Thawaf Wada,” terangnya.
Selain melaksanakan rangkaian Rukun dan Wajib Haji, selama berada di Makkah Jamaah juga melakukan ibadah lainnya seperti sholat lima waktu di Masjidil Haram, Ziarah, tadarus, dzikir dan sejenisnya. “Pada Rabu, 13 September 2017 Kloter 31 ini bertolak ke Madinah denga menempuh perjalanan lebih kurang 7 jam dari Makkah,” lanjut Suryani.
Sesampainya di Madinah terusnya, Jamaah memulai kegiatan Arbain dengan melaksanakan Sholat Maghrib dan seterusnya hingga 40 waktu. “Kita berada di Madinah selama 8 hari. Sementara jadwal keberangkatan ke Bandara Madinah jatuh pada Kamis, 21 September 2017, pukul 22.30, maka ada bonus dua waktu sholat di Masjid Nabawi yaitu Maghrib dan Isya,” tuturnya.
Untuk mempermudah koordinasi saat perjalanan pulang ke tanah air dikloter 31, pihaknya menyarankan kepada jamaah agar mengenakan baju batik nasional. “Disamping mudah untuk dikenali, Batik juga dapat menunjukkan identitas keindonesiaan yang tinggi,” pungkasnya. (Muhammad Faizin).