Belajar Kerukunan Ummat Beragama Di Negeri Istana

Share :

Pekanbaru: Dihari kedua pelaksanaan Workshop Peningkatan Peran Jurnalis Dalam Penanganan Isu Kerukunan Umat Beragama Tingkat Nasional di Pekan Baru Riau, Selasa (12/9/17), peserta Workshop melakukan kunjungan ke Negeri Istana Kabupaten Siak Sri Indrapura untuk melihat secara langsung keberagaman Agama dan kerukunan antar Ummat Beragama didaerah tersebut.

Hamparan Perkebunan sawit terlihat sejauh mata memandang saat 3 Bus Rombongan kami melintasi Jalanan dari Pekanbaru menuju Kabupaten Siak. Kekayaan sumberdaya alam sawit dan minyak bumilah yang menjadikan Kabupaten siak menjadi salah satu Kabupaten terkaya di Indonesia.

Sehingga tak heran banyak yang mengatakan kalau Kabupaten lain minyaknya hanya didalam bumi saja, Kabupaten Siak diatasnya minyak dibawahnyapun minyak. Kekayaan Kabupaten ini bisa dilihat dari sepanjang infrastruktur yang kami lewati. Lebih kurang 130 kilometer jalan Kabupaten dengan populasi sekitar 300 ribu jiwa dan luas wilayah sekitar 8.500 kilometer persegi ini memiliki kondisi fisik yang sangat baik.

Siak juga merupakan satu-satunya kabupaten yang langsung ikut mengelola minyak bumi karena telah mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat untuk mengelola minyak bumi bekerjasama dengan Pertamina Hulu.

Sebelumnya Kabupaten Siak adalah merupakan bagian dari Kesultanan Siak Sri Inderapura. Di awal kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II, yang merupakan Sultan Siak terakhir menyatakan kerajaannya bergabung dengan negara Republik Indonesia.

Kemudian wilayah ini menjadi wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999, meningkat statusnya menjadi Kabupaten.

Rombongan kami berkesempatan mengunjungi secara langsung Istana Kerajaan siak dan melihat peninggalan sejarah yang ada didalamnya lengkap dengan sejarah Kerajaan yang dahulunya para pemimpin Negeri Istana ini adalah beragama islam.

Dan dimasa pemerintahan para sulthan dahulunya tidak pernah terjadi pertikaian. Ini dibuktikan dengan berdirinya mesjid, gereja dan klenteng yang lokasinya semua hampir berdekatan atas perintah Sulthan. Secara pribadipun Sulthan memiliki Dokter kesehatan pribadi dari non muslim.

Kerukunan ummat beragama yang lebih menonjol sudah ditunjukkan oleh Kerajaan Siak yang pada zaman masih berdiri membangun Gereja dan Rumah Ibadah lainnya untuk beribadah ummat beragama lainnya.

Pada saat Kunjungan, Asisten II Kabupaten Siak Syafri Lenti mengatakan bahwa untuk menjaga kerukunan yang sudah diwariskan oleh Kerajaan Siak, Pemerintah Daerah secara berkala melakukan dialog dengan pihak terkait permasalahan Agama yang perlu dibahas.

Delegasi dari Kementerian Agama Provinsi Lampung dan para Jurnalis dari Lampung yang ikut dalam rombongan sangat tertarik dengan kondisi keberagaman dan kerukunan Kabupaten indah bernuansa Melayu ini.

Dengan tag line “The Truly Malay” Jurnalis dari Media Cetak dan Online di Lampung salah satunya MUI Lampung Online (MLO) menilai Kabupaten Siak sangat cocok dijadikan contoh bagi kerukunan ummat beragama. (Muhammad Faizin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *