Inilah Kelebihan Hari Arafah dari Malam Lailatul Qadar

Share :

Makkah: Pada Hari Arafah 9 Dzulhijjah 1438 H, Seluruh Jamaah Haji berkumpul untuk melaksanakan wukuf. Dengan hanya mengenakan pakaian ihram, dua helai pakaian berwarna putih bersih tanpa berjahit, mereka berdiam diri dan bermunajat kepada Allah SWT diwaktu dan tempat yang suci tersebut.

Kesucian dan keutamaan Hari Arafah ini menurut Pengurus Komisi Fatwa MUI Provinsi Lampung saat KH. Ainul Ghoni melebihi dari Malam Lailatur Qadar. Hal ini dijelaskan Pria yang juga pimpinan Yayasan KBIH Al-Musafir Sumur Putri Teluk Betung Bandar Lampung ini saat dihubungi MUI Lampung Online, Kamis (31/8/2017).

“Coba kita analisis dengan membandingkan malam yang dikenal dengan Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir ramadhan, yang belum di ketahui kapan persisnya terjadi. Ini sangat berbeda dengan hari Arafah yang tanggal dan harinya sudah diketahui dengan jelas oleh kita semua,” jelasnya.

Selain itu keutamaan Hari Arafah lanjutnya adalah jika pada Lailatul Qadar yang turun kebumi adalah para malaikat Allah, namun pada Hari Arafah yang turun kebumi adalah langsung Allah SWT.

“Saking mulianya hari Arafah ini, para salafus sholih menabung seluruh keperluan (hajat) khas mereka, juga keperluan umat secara umum, ditabung untuk dibuka pada hari Arafah ini. Hal ini dilakukan oleh mereka karena mengingat betapa besar nan agung kemurahan Allah SWT pada hari Arafah ini,” katanya.

Pada Hari Suci Arafah Allah lanjut pria yang pada tahun 2017 ini bersama-sama menunaikan ibadah haji dengan Maktab 38 kloter 31 JKG ini, Allah akan mengijabah segala doa yang dipanjatkan para hamba kepada Nya.

“Betapa banyak keinginan dan cita-cita akan terwujud pada hari Arafah ini. Betapa banyak harapan akan terwujud pada hari Arafah ini. Betapa banyak do’a akan terkabul pada hari Arafah yang penuh berkah ini. Oleh karena itu, dianjurkan bagi para jamaah haji untuk memanfaatkan momentum yang mulya ini dengan berdzikir, berdo’a, beristighfar dan membaca Al-Qur’an,”

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa maqbulnya do’a pada hari Arafah, telah dikisahkan oleh seorang Ulama dengan sebuah kisah nyata. “Demi Allah, aku tidak berdo’a dengan suatu do’a pada hari Arafah, dan belum sampai genap satu tahun, kecuali apa yang aku pinta telah aku saksikan sebagai kenyataan seterang terbitnya fajar,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *