Bandar Lampung: “Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan kurban disamping perhatian utama terhadap tertib dan taat syariat juga harus mempertimbangkan aspek teknis penyembelihan kurban agar menghasilkan daging kurban yang tidak saja halal tapi juga toyib (berkualitas baik) yang dikenal dengan istilah daging ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal),” kata Ichwan Adji Wibowo, S.Pt., MM Ketua ISPI Lampung melalui pesan WA.
Ichwan Adji Wibowo, S.Pt., MM menghimbau kepada seluruh panitia pengelola penyembelihan kurban agar memperhatikan aspek aspek teknis pemotongan hewan sebagai berikut:
- Hewan kurban yang dipotong berasal dari penjual hewan qurban yang telah diperiksa dan dinyatakan sehat serta laik potong oleh petugas atau instansi yang berwenang.
- Hewan kurban sebelum dipotong sebaiknya dipuasakan 10 sampai dengan 15 jam sebelum dipotong.
- Diharapkan petugas penyembelih (jagal) merupakan personal yang sudah terlatih dan berpengalaman.
- Saat merobohkan hewan kurban (khususnya sapi) sebelum disembelih hendaknya menggunakan teknik yang memperhatikan prinsip kesejateraan hewan, agar hewan tidak stres, teknik yang benar dan baik sudah banyak di share melalui medsos.
- Dalam bekerja panitia kurban hendaknya memperhatikan hygienitas, sebisa mungkin menghindarkan daging terkontaminasi kotoran, serta tidak sambil merokok ketika bekerja mengelola daging qurban.
- Jika menemukan cacing di dalam hati hewan kurban agar organ hati tersebut tidak dikonsumsi, lebih baik dimusnahkan, jika kandungan cacing tampak berlebihan agar menghubungi dokter hewan atau petugas dari instansi yang berwenang.
- Dalam mendistribusikan daging kurban hendaknya tidak menggunakan kantong plastik berwarna, kantong kresek yang berwarna itu mengandung karsinogen atau zat pewarna yang akan terakumulasi dengan daging. Sehingga, daging akan terkontaminasi, karena akan menempel. (Rudi Santoso)