Islam Wasathiyah Harus Jadi Mainstream Ummat Islam Indonesia

Share :
Tanggamus: Ditengah kemajemukan agama, budaya dan suku yang ada di Indonesia, bangsa Indoensia mampu menjaga kesejukan dan kedamaian dengan mengedepankan toleransi yang tinggi baik dengan sesama agama maupun dengan pemeluk agama lainnya.
Hal ini harus terus dipertahankan oleh bangsa Indonesia khususnya Ummat Islam dengan memegang prinsip paham washatiyah (moderat). Hal ini dikatakan oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Dr. KH.Khairuddin Tahmid , Rabu (9/8/2017).
“Paradigma Islam Wasathiyah harus bisa menjadi paham keagamaan  mainstream umat Islam di Indonesia,” tegasnya saat menjadi pemateri pada Silaturahmi Tokoh Agama dan Sarasehan tentang Radikalisme di Aula Serumpun Padi, Gisting Kabupaten Tanggamus.
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa saat ini sudah terjadi pergeseran gerakan keislaman di indonesia kearah yang jika dibiarkan akan rentan memunculkan perselisihan antar ummat Islam maupun dengan ummat lain agama.
“Gerakan keislaman di negeri ini mulai bergeser ke kutub ekstrim, baik yang ke kiri maupun yang ke kanan,” jelasnya pada Acara yang dibuka langsung oleh Bupati Tanggamus H. Samsul Hadi dan dihadiri oleh ratusan tokoh agama dari beberapa ormas Islam.
Sehingga menurutnya perlu Islam Wasathiyah untuk membendung pergeseran tersebut sehingga kedamaian dan kesejukan yang selama ini dirasakan akan dapat dipertahankan.
Paradigma Islam wasathiyyah lanjutnya memegang prinsip bahwa NKRI dengan Pancasila sebagai dasarnya adalah sah menurut pandangan Islam. “Islam wasatiyyah juga menjadikan ijtihad sebagai otoritas dan aktifitas khusus bagi orang yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang tidak mudah untuk dipenuhi,” ujarnya.
Pemahaman keagamaan Islam wasatiyah menekankan pentingnya toleransi dan kedamaian dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, tanpa kekerasan. “Islam tidak membenarkan kekerasan, baik kekerasan pemikiran maupun kekerasan tindakan. Islam juga tidak membenarkan terorisme serta menilainya sebagai tindakan yang tidak manusiawi,” katanya.
Islam wasatiyah tegasnya menyelesaikan permasalahan perbedaan dan konflik dengan melalui cara-cara perdamaian. (Muhammad Faizin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *