Way Kanan: Generasi muda Indonesia perlu mengenal pemikiran para pahlawan yang telah berjuang memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari belenggu penjajahan, ujar mahasiwa Universitas Lampung (Unila), Ahmad Nur Fuadi, di Blambangan Umpu, Selasa (8/8/2017).
“Mahasiswa pun juga perlu mengenal karena pasti banyak yang lupa atau malah tidak tahu,” ujar Ketua Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Unila masa khidmat 2016-2017 itu.
Mahasiswa Pendidikan Fisika yang tengah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Umpu Bhakti itu menambahkan, upaya PC GP Ansor Way Kanan mendekatkan pemikiran-pemikiran pahlawan dan guru bangsa kepada masyarakat disela kegiatan bakti sosial penyembuhan alternatif penyakit medis dan non medis Aji Tapak Sesontengan sangat bagus mengingat kemerdekaan harus diisi dengan gerakan positif.
Sebagaimana sejumlah masyarakat di kampung itu, Fuad juga tak canggung berpose membawa pemikiran-pemikiran pahlawan yang disiapkan panitia pada kegiatan yang berlangsung di Mushola At Taqwa, antara lain pesan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan: Kasih sayang dan toleransi adalah kartu identitas orang Islam, lalu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari: Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Keduanya saling menguatkan.
Pemikiran pahlawan lain disiapkan panitia untuk pose masyarakat ialah dari Jenderal Sudirman yang berbunyi: Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.
Adapula pemikiran dari pahlawan nasional, jurnalis perempuan yang menjadi Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia, SK Trimurti yang namanya diabadikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebagai penghargaan tahunan bagi jurnalis atau aktivis perempuan yang berperan dalam perjuangan kebebasan pers, kebebasan berekspresi, kesetaraan gender dan hak publik atas informasi: Kami adalah angkatan yang harus punah agar dari kubur kami tumbuh angkatan-angkatan wanita yang lebih megah.
Perihal penyembuhan ATS metode, Fuad yang sejak sekolah menengah pertama mengalami mata minus 0,5 dan 1 serta kini mencapai minus 6 dan 7 mengaku ada dampak positif setelah diterapi Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto dan anggota Banser Husada Satkorwil Lampung Muhammad Ridho.
“Setelah disentuh, mata yang semula berat terasa lebih ringan dan pandangan lebih tajam dari sebelumnya,” ujar Fuad yang mengaku sudah beberapa kali mencoba penyembuhan.
Komentar positif mengenai ATS juga disampaikan warga setempat, Ponijah yang mengalami gangguan pendengaran selama satu bulan akibat kemasukan airsehingga jika bicara dengan suaminya seperti orang bertengkar.
“Alhamdulillah, tadi diterapi sebentar pendengaran semakin jelas dan gemuruh di telinga juga berkurang,” tutur Ponijah.
Warga Kampung Setia Negara, Baradatu, Sukimin yang kesusahan berjalan selama dua tahun lebih juga mengaku lebih baik setelah diterapi dua kali dengan ATS metode.
“Biasanya kalau pagi keliling rumah sekali nafas sudah ngos-ngosan. Alhamdulillah setelah diterapi sebentar dua kali pinggang terasa enteng, bengkak di kaki berkurang, mata yang semula buram sudah mulai terang, lalu BAB yang semula tidak lancar menjadi lancar dan sudah kuat keliling rumah tiga kali,” ujar Sukimin. (Erli Badra)