Pendar Mata Serupa Malaikat

Share :

Pendar Mata Serupa Malaikat

Siti Zubaidah / Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung

Untukmu,

pemilik pendar mata terhangat sepanjang hayat

Kita pernah duduk semeja

bercengkerama perihal hari tua

kala getir hidup membawaku entah kemana

Jingga merah kembali menutup lembayung cakrawala

saat rambutku masih berkepang dua

berbatas di penghujung pulau Jawa dan Sumatera

Kuhempaskan tak terima

demi tuntutan mencari bahagia

kata mereka, sudah indah jika bersama

Mengapa kita hanya bertiga ?

huh, payah rasanya

menyatukan suara yang tak senada

Alih-alih ternyata

kutemukan jawabnya saat usia lima

ini demi kita, jawabnya

Roda hidup menggilis derita

saat membeli semangkuk mie ayam pun tak bisa

oh dunia

Kini pendar matamu membuatku percaya

segala usaha tuk berikan toga

oh ternyata

Dimilikimu,

Aku bahagia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *