Bandar Lampung: Beberapa waktu lalu media di Indonesia geger dengan berita aksi terorisme yang dilakukan oleh perempuan, hal ini tentu menjadi kekhawatiran di masyarakat termasuk Nasir Abas, seorang pengamat terorisme yang pernah menjadi petinggi Jama’ah Islamiyah.
“Saya sangat khawatir terhadap perekrutan terorisme pada perempuan, sebenarnya perekrutan terorisme bisa dilakukan pada laki-laki maupun perempuan sama saja. Belakangan ini perempuan bersedia menjadi eksekutor,” ungkapnya saat ditemui dalam acara Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus Dalam Mencegah Faham Radikal Terorisme yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Pencegah Terorisme Provinsi Lampung bertempat di Lantai II Rektorat Unila. Rabu, 08 Maret 2017.
Nasir Abas menjelaskan perlunya penanggulangan dan pencegahan jangan sampai perempuan dan kaum muda yang masih rawan terjangkit jaringan teroris karena nantinya akan senantiasa mendukung aksi-aksi terorisme berikutnya.
“Kaum muda khususnya mahasiswa kadang-kadang masih terjebak antara hitam dan putih, seharusnya mahasiswa lebih realistis, jangan mudah terdoktrin oleh suatu paham,” ujarnya.
Nasir menegaskan untuk tidak mudah percaya dengan selembaran-selembaran yang sering dibagikan, menerapkan konsep tabayyun amat penting untuk dilakukan, baik dari teman kita, lingkungan sekitar, ataupun selembaran-selembaran yang bersifat propokatif.
“Harusnya mahasiswa teliti betul dengan hal seperti itu, karena jika tidak tabayyun maka sangat mudah terjebak dalam keberpihakan dan kedepannya sangat mudah timbul kebencian terhadap berbagai pihak yang menurutnya tidak sesuai, oleh karena itu berguru jangan pada satu guru juga jangan batasi bacaan pada buku-buku tertentu, bahkan membaca buku dari penulis agama lain pun tidak apa-apa selama itu bisa menambah ilmu pengetahuan, jika kita mencari tau dengan membatasi membaca buku-buku tertentu atau berguru hanya pada orang tertentu saja tak jarang dapat membuat kita seperti memakai kaca mata kuda sehingga bisa menimbulkan fanatisme pada paham-paham tertentu dan ini yang membahayakan,” papar Nasir. (Nur Fatmawati Anwar)