Pringsewu: Kebahagiaan hidup manusia tidak bisa diukur dari jumlah rezeki yang dimiliki. Kebahagiaan lebih dapat dirasakan melalui seberapa banyak keberkahan atas rezeki yang dimiliki.
“Sesuatu yang diberkahi akan membahagiakan yang memiliki,” tegas KH Ahmad Nasihin, Pengasuh Pondok Pesantren Al Wustho Pringsewu saat mengupas Hadits tentang shadaqah yang ada dalam Kitab Jawahirul Bukhori, Ahad (11/12/2016).
Hal ini menurutnya dapat menjadi cara untuk instropeksi diri apakah rezeki atau harta yang dimiliki saat ini sudah membahagiakan atau malah menyengsarakan. Jika seseorang tidak bahagia dengan rezekinya walaupun dalam jumlah banyak, hal itu menandakan keberkahan dari rezekinya patut dipertanyakan.
Sebaliknya dengan rezeki yang cukup namun kebahagiaan dapat dirasakan, hal ini menandakan jika rezekinya diselimuti keberkahan. Kebahagiaan juga menurutnya dapat dirasakan saat kita dapat berbagi dan memberikan rezeki yang kita miliki kepada orang lain.
“Jangan khawatir jika kita memberi akan berkurang rezeki kita. Allah telah menjanjikan dalam Al Quran bahwa barang siapa yang bershodaqoh akan dilipatgandakan 10 kali lipat,” ujarnya didepan Jamaah Ngaji Ahad Pagi yang biasa dinamakan Jihad Pagi di Aula Gedung NU Kabupaten Pringsewu.
Rasulullah juga tambahnya sudah mengingatkan bahwa memberi shadaqah lebih baik daripada yang menerima dengan istilah tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.
“Oleh karenanya mari kita manfaatkan rezeki dan harta kita untuk berbagi dengan sesama agar keberkahan dapat dirasakan. Janganlah kita menyia-nyiakan harta kita karena perbuatan ini salah satu yang tidak disukai Allah SWT,” ujarnya.
Menurut hadits Nabi, lanjutnya Allah tidak suka terhadap tiga hal yaitu menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya dengan tujuan beradu ilmu untuk saling menjatuhkan. (Muhammad Faizin).