Flash 2016 Hadirkan Pakar Ekonomi Syariah Indonesia

Share :

antonioBandar Lampung: Perhelatan Festival Lampung Syariah 2016 turut menghadirkan pakar ekonomi syariah di Indonesia, M. Syafi’i Antonio dan Adiwarman A. Karim yang sekaligus sebagai Dewan Syariah Nasional MUI Pusat. Keduanya berkesempatan hadir di malam pembukaan acara Flash 2016 yang diselenggarakan di Mall Boemi Kedaton Kamis lalu. (17/11/2016)

Salah satu tujuan yang ingin dihasilkan dari acara Flash ini yaitu pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah dan keuangan syariah. Saat ini ada kesalahpahaman di masyarakat bahwa ekonomi syariah hanya sektor keuangan saja padahal ekonomi syariah mencakup semua sektor perekonomian, baik itu industri, pertanian, pertambangan, perkebunan, perdagangan, media dan sebagainya yang kesemuanya itu berbasis pada nilai-nilai Al-Qur’an dan tidak bertentangan dengan Hadits. Untuk mengembangakan sektor ekonomi syariah diperlukan suatu penggerak, dalam hal ini adalah sektor keuangan

“Dengan adanya Flash ini harapannya masyarakat bisa bertambah aware dan yakin bahwa pemerintah, Majelis Ulama Indonesia, para akademisi, semuanya mendukung. Flash merupakan tempat yang paling mudah untuk memberikan pencerahan dan pendidikan pada masyarakat tentang sistem ekonomi syariah,” Papar M. Syafi’i Antonio.

Salah satu penunjang terlaksananya sistem ekonomi syariah di Indonesia, tentu ada peran penting dari para ekonom. Syafi’i Antonio mensyaratkan untuk para ekonom rabbani muda harus punya wawasan, ilmu dan kompetensi. Indonesia merupakan negara yang banyak diberikan keberkahan oleh Allah, tidak boleh pesimis tentang masa depan Indonesia, pun masa depan umat Islam. “Indonesia merupakan negeri yang subur, banyak sumber daya alamnya jadi we are in a good position”. Ujarnya.

Hal yang tidak kalah penting adalah kompetensi. Para ekonom rabbani muda harus punya passion, geluti apa yang disukai. “Seseorang akan jadi excellent  jika dia menggeluti dan menekuni bidang apa yang disukai. Harapannya lapisan masyarakat yang jadi entrepreneur  bisa lebih banyak daripada lapisan masyarakat yang jadi karyawan. Untuk jadi entrepreneur  harus punya jiwa dengan semangat tinggi, tahan banting, ulet dan yang paling penting hemat dan tidak boros,” tambah pakar ekonomi syariah di Indonesia itu. (Nur Fatmawati Anwar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *