Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtubi, Ph.D : “Indonesia Berpotensi Besar untuk Menjadi Barometer Perkembangan Pemikiran Islam di Dunia”

Share :

15032810_1123122891068266_9180202151618407224_nBandar Lampung: Hari ke 2 penyelenggaraan AICIS ke 16 dilaksanakan di Gedung Serbaguna IAIN Raden Intan Lampung. Acara ini diawali dengan Keynote Speech oleh Prof. Dr. Monchef Ben Abdel Jelil (University De Saosa, Tunisia) dan Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtubi, Ph.D dengan tema The Contribution of Indonesian Islam to The World Civilization. (Rabu, 2 November 2016)

Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtubi, Ph.D, merupakan seorang putra bangsa yang kini menjadi Assistant Profesor of Anthropology di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia. Ia mengungkapkan sebuah masalah mengapa ruputasi Islam di Indonesia kalah dengan Mesir, Iran, Turki, Pakistan, bahkan India, padahal masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam. Bahkan ruputasi Islam di Indonesia pun kalah dengan Malaysia.

Reputasi Indonesia dalam pengembangan Islam tidak dilihat oleh negara-negara Timur Tengah. Indonesia sebagai importir Islam bukan eksportir. Hal ini disebabkan karena banyak muslim Indonesia yang tidak bangga dengan keislamannya. “Organisasi masyarakat islam dari negara lain ada banyak di Indonesia, sebagian besar masyarkat di Indonesia begitu mensupport Irak, Turki, dan lain sebagainya bahkan bisa sampai berkelahi satu sama lain. Lupa bahwa mereka berasal dari daerah yang sama tanah air yang sama, Indonesia.” Ungkap Prof. Sumanto.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan sejarah muslim Indonesia pada zaman dahulu. Muslim Indonesia pernah menjadi visioner perkembangan negara Arab pada masa itu. Cikal bakal sekolah perempuan di Saudi Arabia adalah gagasan dari ibu Nyai Khairiyyah Hasyim putri dari KH.Hasyim Asy’ari, istri dari KH Muhaimin, ulama tersohor asal Indonesia. “Sejarah mencatat, Madrasah Khuttab Al-Banat yang didirikan oleh ibu Nyai Khairiyyah Hasyim merupakan madrasah khusus wanita yang  pertama di Makkah,” Lanjut beliau.

AICIS, sebuah konferensi dalam rangka membangun reputasi Islam Indonesia diharapkan dapat menghasilkan gagasan-gagasan yang berkontribusi positif untuk mengembangkan Islam Indonesia. Sehingga tercapailah tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai barometer dalam menyelesaikan masalah-masalah keislaman di dunia.

“Indonesia sebenarnya berkontribusi besar tidak hanya di barat tetapi juga di timur, Islam Indonesia berpotensi besar untuk menjadi barometer perkembangan pemikiran Islam di dunia. Maka dari itu kita harus mampu berkontribusi langsung sebagai eksportir Islam ke dunia luar bukan lagi menjadi importir Islam,” Tegas Prof. Sumanto. (Nur Fatmawati Anwar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *