Mekah – Arab Saudi; Ketua Komisi Fatwa MUI Lampung KH. Munawir dari tempat pemondokan haji di Mekah melanjutkan rilisnya kepada MLO mengenai puasa Arafah. Rasulallah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam hadits shahihnya: Dari Abi Qatadah radhiyâllahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Arafah, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Puasa Arafah bisa menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Dari hadits di atas menjadi jelas bahwa Puasa Tarwiyah dan Arafah mempunyai keutamaan bagi siapa saja yang melakukannya. Apakah ada orang yang lebih beruntung daripada orang yang diampuni dosanya oleh Allah? Jika manusia paling mulia dan manusia yang diberi keistimewaan oleh Allah dosa-dosanya diampuni oleh Allah, baik yang terdahulu dan yang akan datang juga berpuasa, lalu bagaimana dengan orang yang banyak dosanya? “Pasti jauh lebih pantas untuk berpuasa”. Jelasnya.
Bulan Dzulhijjah menjadi sangat mulia bukan karena terdapat hari Tarwiyah dan Arafah saja, akan tetapi karena di dalam 10 hari pertama terdapat malam hari raya yang begitu sangat agung dan istimewa. Dalam hal ini, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu haditsnya: “Barang siapa yang menghidupkan dua malam hari raya, maka Allah akan menghidupkan hatinya pada saat banyak hati yang mati.” (al-Hadits)
Sebagian ulama menafsirkan hadits tersebut bahwa orang yang menghidupkan dua malam hari raya, maka Allah akan menyelamatkannya besok pada hari kiamat di mana pada hari itu banyak hati yang tidak selamat dan Allah akan menjaganya dari su’ul khatimah. Tutup kiai Nawir. (Maskut Candranegara)