Pringsewu: Mengambil tempat di Aula Hotel Balong Kuring Pringsewu Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) menggelar Dialog Pelibatan Dai dan Tokoh Pendidikan dalam Pencegahan Paham Radikal Terorisme, Kamis (11/8).
Dialog ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Bupati Pringsewu H. Sujadi. Dialog tersebut menghadirkan Pemateri utama Perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA. Selain itu dialog ini juga menghadirkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung KH. DR. Khairuddin Tahmid, MH dan Ketua FKPT Lampung DR. Abdul Syukur, M.Ag.
Ketiga Pemateri tersebut menyampaikan materi seputar pencegahan dan kewaspadaan terhadap faham radikalisme terorisme. Prof. Syahri memaparkan tentang Kebijakan Strategis BNPT dalam Penanggulangan Terorisme dan Materi mencegah faham radikalisme dengan pendekatan Islam Rahmatan Lil Alamin.
Sementara itu Ketua FKPT Lampung mengangkat materi tentang mewaspadai pola gerakan radikal yang berkembang di Institusi keagamaan dan pranata sosial. Sedangkan Ketua MUI Lampung KH. Khairudin menjelaskan tentang metode dakwah inklusif sebagai model pencegahan Radikal Terorisme di Daerah.
Dalam kesempatan tersebut Perwakilan BNPT memberikan Apresiasi kepada Bupati Pringsewu atas kepeduliannya terhadap permasalahan terorisme dengan terlibat aktif dalam acara tersebut. “Kehadiran Bupati pada acara ini merupakan langkah konkrit dalam ikut memberikan pencerahan terhadap bahaya paham terorisme berkedok Agama ini,” jelasnya.
Sementara itu dalam sambutannya Bupati Pringsewu sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Kegiatan yang merangkul para dai dan tokoh pendidikan ini merupakan langkah strategis yang dapat dilakukan untuk secara terpadu dan bersama sama menanggulangi terorisme.
“Adakah jaminan 10 tahun yang akan datang kita masih bisa mengucapkan Pancasila dan mengerek bendera merah putih?,” tanya Bupati yang juga seorang Ulama ini kepada Para Ulama dan Tokoh pendidikan Se Kabupaten Pringsewu.
Menurut Bupati, para generasi muda sekarang ini perlu untuk mendapatkan bimbingan untuk senantiasa mencintai negara dan tidak mengikuti paham-paham anti Indonesia seperti tidak mau memberikan hormat kepada bendera dan sejenisnya.
“Mau Indonesia tetap eksis? Pertahankan PBNU. Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Undang Undang Dasar 1945,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)