Bandar Lampung: “Indonesia menjadi Negara paling mewah untuk memasarkan narkoba. Dulu Indonesia hanya menjadi Negara transit, tapi sekarang telah menjadi mangsa pasar yang menggiurkan dan paling gampang untuk memasarkan narkoba, bisa melalui darat atau melalui laut. Satu hari diperkiran sebesar 1,7 trilyun rupiah dihabiskan hanya untuk berbelanja narkoba di Indonesia. Dan Lampung memasuki peringkat 10 besar nasional pengguna narkoba, tepatnya menempati peringkat 6 nasional. Ini cukup parah”, ungkap Kapolda Lampung, Brigjen Pol. Dr. Ike Edwin, SH., MH., saat menyampaikan materi Peran Mahasiswa dalam Menjaga Kamtibmas Daerah Lampung, dalam acara Pembekalan Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Raden Intan Lampung dengan tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid di Lampung Tengah dan Pringsewu pada Senin (18/7) di Gedung Serba Guna kampus setempat.
Menurut Kapolda Lampung, narkoba telah banyak dikonsumsi dari berbagai umur dan kalangan. Anak kecil, pejabat, kapolres, wakil bupati, anggota dewan, anak sekolah dan pemuda, mereka telah menggunakan narkoba.
“Karenanya pembentukan satgas anti narkoba sampai pada tingkat desa bertujuan untuk meminimalisir pengguna narkoba. Target 31 Desember tahun ini, Lampung bisa keluar dari 10 besar nasional”, ujar Kapolda Lampung.
Ia pun menitip pesan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan KKN untuk menyampaikan kepada masyarakat agar tidak menggunakan narkoba. “Saya menitip pesan kepada mahasiswa yang akan melakukan KKN, sampaikan kepada masyarakat jangan gunakan narkoba. Jangan main-main dengan narkoba. Jangan benci pengguna narkoba tapi nasehati mereka. Kuatkan iman agar tidak terkena narkoba”, pungkas Kapolda.
Diakhir materi, Kapolda Lampung menyampaikan ide dam gagasannya, dalam waktu dekat pula akan membentuk satgas anti komunis dan teroris. Ide Kapolda Lampung disambut baik oleh Dekan Fakultas dan Hukum IAIN Raden Intan Lampung, Dr. Alamsyah, M.Ag. “Saya menyambut baik ide cemerlang dari Kapolda untuk membentuk satgas anti komunis dan teroris. Karena benih-benih gerakan ekstrim sudah mulai tampak. Semoga dengan adanya satgas anti komunis dan teroris, nantinya mampu mendeteksi dini gerakan ekstrim yang dapat berpotensi menghancurkan tatanan berbangsa dan bernegara”, ujar dekan. (Abdul Qodir Zaelani)