Puasa bentuk Kesalehan Personal dan Sosial

Share :

Ketua MUI web

Bandar Lampung: “Bulan puasa disebut juga syahrul maghfirah (bulan ampunan). Allah memberikan peluang kasih sayang-Nya dengan membukakan ampunan seluas-luasnya kepada umat muslim yang mau membersihkan dirinya dan jiwanya dari kesalahan dan dosa”, ungkap Dr. KH. Khairuddin Tahmid, M.H., ketua MUI Lampung, pada saat memberikan tausiyah dalam acara silaturahim pengurus Asbisindo dan buka puasa bersama di Aston Lampung Hotel City, pada Senin (20/06), yang dihadiri seluruh pengurus dan penasehat Asbisindo  yakni MUI dan Otoritas Jasa Keuangan Lampung.

Ia juga menjelaskan bahwa bulan ramadahan merupakan kawah candradimuka untuk menjadikan manusia baru: manusia yang memiliki kesalehan personal dan sosial, “Kesalehan secara personal ditandai dengan kesalehan vertical kepada Allah Swt, dalam hal ini menjaga hubungan baik kepada Allah (hablum minallah), pada akhirnya akan membentuk pribadi yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Sementara kesalehan sosial ditandai dengan kesalehan horizontal, dalam hal ini menjaga hubungan baik kepada sesama manusia (hablumminannas), pada akhirnya akan membentuk pribadi yang tidak memikirkan diri sendiri, namun juga memikirkan kepentingan orang lain, seperti sikap tidak egois, tidak individualis, tidak tamak, dan selalu peduli kepada sesama,” jelasnya. (Abdul Qodir Zaelani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *