Akibat Tak Memahami Agama Secara Menyeluruh

Share :

Pringsewu: Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segala hal terkait ibadah dan amaliyah yang dilakukan oleh umatnya selama hidup didunia. Segala aspek kehidupan diberikan panduan aturan oleh Islam dan sudah seharusnya seluruh umat Islam untuk belajar secara menyeluruh tidak secara parsial.

Jika belajar tidak secara menyeluruh serta tidak melalui guru yang jelas sanadnya, maka seseorang akan mudah terombang ambing dalam beragama. Seseorang akan mudah terseret pemahaman dan aliran yang pada zaman globalisasi informasi saat ini sangat banyak bermunculan serta menganggap pemahamannyalah yang paling sesuai dengan ajaran Islam.

Hal ini dijelaskan Mustasyar PCNU Pringsewu KH Anwar Zuhdi saat memberikan kajian tasawuf dari Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali pada Jihad Pagi di Gedung NU Pringsewu, Ahad (4/2).

“Kalau belajar Islam nanggung maka akan gampang terbawa keramaian. Lagi rame paham ini, ikut. Lagi rame aliran ini, ikut. Pelajari secara menyeluruh Ilmu tafsirnya, haditsnya, fiqihnya, termasuk tasawufnya. Insyaallah tidak bingung sendiri,” kata Kiai Anwar.

Kiai Anwar merasa prihatin apa yang saat ini sedang dihadapi oleh umat Islam. Sebagian sudah mulai gampang terseret pemahaman yang tidak benar, cenderung radikal dan kaku. Masyarakat dengan gampang menghukumi sesuatu hanya berdasarkan kajian dan informasi setengah-setengah yang beredar di media sosial.

“Istiqomah gondelan (ikut) NU. Ikut ulama Insyaallah selamat berkah dunia akhirat,” ajaknya.

Kiai Anwar juga prihatin fenomena derasnya arus informasi dan globalisasi yang mampu merubah akhlak serta watak masyarakat. Di akhir zaman ini masyarakat sering disuguhi berbagai macam kenyataan dimana rakyat sudah berani dengan pemimpinnya, murid berani dan gurunya dan anak berani dengan orang tuanya.

Mulai banyak bermunculan bibit-bibit perpecahan ditengah masyarakat yang diakibatkan kurang jernihnya fikiran dan ketenangan jiwa dalam menyikapinya. Masyarakat gampang termakan provokasi yang merupakan sumber dari konflik berkepanjangan.

“Mari kembali kepada umatan wahidah (umat yang satu). Jauhi sifat hasud dan cinta dunia secara berlebihan. Karena hasud dan cinta dunia adalah sumber utama munculnya perpecahan,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *