Bandar Lampung: Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Raden Intan Lampung adakan seminar gender dengan tema Refleksi Teologi Islam tentang Kekerasan terhadap Perempuan di aula Masjid Babussalam, Branti, Lampung Selata, Senin (6/12/2016). Seminar ini dihadiri tokoh masyarakat dan dimoderatori oleh Dr. Dewai Romli, M.Ag.
Dalam seminar ini dihadirkan tiga narasumber dengan masing-masing menyampaikan materi. Ketiganya Abdul Qodir Zaelani, M.A., menyampaikan materi teologi islam dan pembebasan perempuan, Drs. Nashruddin Maksum, M.Ag., menyampaikan materi perempuan dalam konstruk pemikiran fikih, dan Dr. Isnaini, M.Ag., menyampaikan materi tafsir ulang atas ayat-ayat nuzus.
Ketua Pelaksana sekaligus ketua PSGA, Siti Masykuroh, M.Sos.I., menyatakan agenda seminar ini berawal dari fakta di lapangan, dimana perempuan kerap menjadi korban kekerasan yang terkadang dilakukan atas nama agama. Benarkah demikian?. “Padahal Islam agama yang dibawa oleh Rasulullah menebar rahmat bagi semesta alam. Jika sekarang ditemukan ajaran agama yang isinya mengajarkan agar tidak ramah terhadap perempuan, maka ajaran tersebut perlu dipertanyakan,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, seminar ini sengaja mengangkat tema reflesi teologis islam terhadap kekerasan kepada perempuan sebagai perenungan dimulai historis Islam masuk pada saat budaya Arab ketika itu tidak berpihak kepada perempuan. “Tafsir agama juga berperan mempengaruhi sikap kepada perempuan, termasuk ayat nuzus yang dianggap pembenar melakukan kekerasan kepada perempuan. Karena itu perlu ada tafsir ulang mengenai ayat nusyuz. Begitupun, konstruk fikih yang ditulis ulama terdahulu membuka peluang pembenar kekerasan kepada perempuan,” ujarnya.
Ketua LP2M yang diwakili Drs. Nashruddin Maksum, M.Ag., menyampaikan terimakasih atas penerimaan dan pelayanan yang dilakukan masyarakat dalam upaya menyukseskan seminar. “Kegiatan ini tentunya dalam upaya menstranfer ilmu atau bertukar pangalaman. Kegiatan ini akan bernilai manfaat jika ada kebersamaan antara kami yang diberikan amanah dan masyarakat yang mendukung kegiatan ini, serta bersama-sama dapat menyampaikan nilai-nilai keagamaan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat,” ujarnya. (Abdul Qodir Zaelani)