Pringsewu: Pengurus Kabupaten Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Pringsewu menggelar Konferensi Kerja Kabupaten (Konkerkab) pertama tahun 2021, Kamis (28/1). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Pringsewu H Fauzi di Aula Hotel Urban Pringsewu.
Dalam sambutannya, Fauzi mengajak seluruh pengurus PGRI baik di tingkat kabupaten dan kecamatan yang hadir untuk menjadi pioner dalam upaya terus meningkatkan kecintaan pada NKRI. Ia merasa prihatin ada sekelompok orang yang belum memahami makna berbangsa dan bernegara dengan antipati pada ideologi Pancasila yang menjadi kesepakatan pendiri bangsa.
“Masih saja ada yang tidak setuju ideologi bangsa, tidak mengakui Pancasila, tidak mau hormat bendera merah putih. Tapi gaji telat, paling ribut sendiri,” ungkapnya.
Kecintaan pada NKRI ini juga harus terus diwariskan pada anak didik sebagai penerus estafet kelanjutan bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa harus dijaga sebagai modal membangun bangsa.
Selain memberikan pelajaran dan kesadaran dalam berbangsa, Fauzi juga berharap kepada para guru untuk mendoakan anak muridnya agar senantiasa mendapatkan keberkahan dalam hidup.
“Kalau pelajaran sepertinya sudah lengkap. Tapi bukan cuma pelajaran saja yang mereka butuhkan. Doa para guru sangat dibutuhkan untuk keberkahan mereka,” harapnya.
Sementara Ketua PGRI Pringsewu Sakijo menjelaskan bahwa Konkerkab merupakan forum tertinggi kedua setelah Koferensi. Dalam forum ini, PGRI melakukan evaluasi program yang telah dilaksanakan dan menyusun program yang akan dikerjakan.
“Kita berusaha membuat program yang real (nyata) yang berbasis pada kepengurusan di tingkat kecamatan dan ranting,” jelasnya pada acara yang dihadiri para pejabat di Kabupaten Pringsewu.
Hadir pada acara tersebut, Ketua Umum PGRI Provinsi Lampung H suharto, Kepala Dinas Pendidikan Pringsewu, Hipni, Kepala Kantor Kementerian Agama Pringsewu H Ahmad Rifai, Kepala Kesbangpol Pringsewu Sukarman, dan Kepala BKPSDM Pringsewu Ani Sundari.
Kegiatan ini juga tetap mengedepankan protokol kesehatan dengan membatasi jumlah peserta, menjaga jarak, dan mewajibkan semua peserta mengenakan masker. (Muhammad Faizin)